Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengapa Egy Masih Kau Simpan, Milla?

2 Mei 2018   01:50 Diperbarui: 2 Mei 2018   02:14 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul diatas, adalah pertanyaan yang sempat terlintas di pikiran saya, saat melihat timnas U-23 bertanding di Anniversary Cup 2018. Memang, dengan talentanya, Egy Maulana Vikri (18), bisa dibilang sudah memenuhi syarat untuk membela timnas. Toh, di usia yang sama, Evan Dimas juga sudah membela timnas senior di Piala AFF 2014. Contoh lainnya, ada Saddil Ramdani (rekan setim Egy di timnas U-19), yang sering bermain di timnas U-23, termasuk di turnamen Anniversary Cup 2018.

Melihat talentanya, tentu akan sangat disayangkan, jika Egy terus "menganggur" di timnas U-23. Apalagi, per Juli 2018 mendatang, ia resmi berseragam Lechia Gdansk (Polandia). Tapi, ada beberapa alasan, mengapa Luis Milla masih "keukeuh" memarkir pemain kidal ini.

Pertama, Egy adalah pemain bertipe "false nine" alias "nomor 9 palsu", yang juga bisa beroperasi di belakang striker (sebagai winger atau penyerang lubang). Sementara itu, untuk Asian Games 2018, Luis Milla sedang mencari penyerang murni bertipe "target man" dengan postur tubuh ideal, untuk memaksimalkan daya dobrak dari lini kedua. Tak heran, Ilija Spasojevic dan Lerby Eliandry pun dipanggil.

Sementara itu, untuk posisi di belakang striker, posisi Septian David Maulana, dan Febri Haryadi sulit tergeser. Satu tempat lagi, menjadi rebutan Saddil Ramdani dan Osvaldo Haay. Praktis, Egy hanya jadi cadangan. Secara taktik, Luis Milla agaknya tak ingin banyak mengubah apa yang ia bangun sejak SEA Games 2017 lalu, demi membangun sebuah tim yang kompak.

Kedua, Egy masih minim pengalaman bertanding di level klub. Karena, lulusan akademi Diklat Ragunan ini masih berstatus tanpa klub. Situasi ini berbeda dengan Saddil Ramdani (Persela Lamongan) dan Evan Dimas (memulai karir di Surabaya United, kini Bhayangkara FC), yang sudah diandalkan klubnya, saat keduanya masih berusia 18 tahun. Padahal, pengalaman bertanding adalah satu poin penilaian penting. Dari sinilah pelatih timnas menilai, apakah si pemain layak masuk tim atau tidak. Praktis, alasan utama Egy tetap dipanggil Milla adalah bakat besar yang ia punyai.

Ketiga, keputusan Milla ini berkaitan dengan level pengalaman bermain Egy. Meski sudah kenyang pengalaman di timnas U-19, Egy belum sepenuhnya siap tempur di level usia yang lebih tinggi. Tak heran, Milla masih membatasi menit bermain Egy di tim Garuda Muda.

Di sisi lain, keputusan ini barangkali adalah salah satu strategi Milla, untuk menjaga Egy dari sorotan publik dan tim calon lawan. Mengingat, ia akan bertanding, di Piala Asia U-19 edisi 2018, dan menjadi tumpuan harapan timnas U-19. Kebetulan, seperti halnya Asian Games 2018, turnamen ini juga dihelat di Tanah Air. Target yang dipatok PSSI pun sama-sama tinggi, yakni lolos ke semifinal.

Tak adanya nama Egy di starting eleven Garuda Muda, mungkin menjadi sebuah tanda tanya besar. Tapi, ini menjadi sebuah contoh bagus dari Milla; menangani pemain muda harus sabar dan hati-hati. Apalagi, Egy masih minim pengalaman bermain di level usia senior. Dari sinilah, Egy akan berkembang, dan menjadi dewasa sesuai waktunya.

Pada akhirnya, meski tampak agak membingungkan, pendekatan Milla ini tentu bukan keputusan yang asal jadi. Karena, Milla punya pengalaman melatih timnas junior Spanyol. Jadi, menangani pemain seusia Egy bukan hal asing bagi Milla. Tentunya, kita semua sama-sama berharap, Egy akan mendapat manfaat positif dari pendekatan yang diterapkan Milla ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun