Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kisah Tiga Negara Klasik Eropa

4 April 2018   11:21 Diperbarui: 4 April 2018   11:42 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sejarah modern, terutama dalam seabad terakhir, ada banyak negara atau kerajaan yang muncul dan runtuh silih berganti. Keruntuhan suatu negara atau kerajaan tersebut, antara lain disebabkan oleh bubarnya pemerintahan negara induk. Kedua situasi ini, terjadi di Yugoslavia, Cekoslovakia, dan Uni Soviet, tiga negara Eropa yang kini sudah almarhum.

Yugoslavia, Cekoslovakia, dan Uni Soviet, adalah tiga negara, yang sama-sama muncul setelah Perang Dunia I usai. Bedanya, Uni Soviet dan Cekoslovakia sudah berbentuk republik sejak awal berdiri, sedangkan Yugoslavia baru berbentuk republik sejak tahun 1945, setelah Kerajaan Yugoslavia (1918-1945) dibubarkan. Dari sisi politik, ketiga negara ini adalah negara kesatuan mulitietnis berhaluan sosialis.

Menariknya, di dunia persepakbolaan, tim nasional ketiga negara ini sama-sama mampu berprestasi, baik di tingkat benua maupun dunia. Tak hanya berprestasi secara tim, timnas ketiga negara ini, juga mempunyai pemain berkualitas pada masanya masing-masing.

Dalam sejarahnya, timnas Yugoslavia mulai "tampil" di Piala Dunia 1930 di Uruguay. Kala itu, mereka sukses mencapai semifinal, dengan dimotori Blagoje Marjanovic dan Aleksandar Tirnanic. Setelahnya, timnas Yugoslavia sempat mencatat "hattrick" medali perak di Olimpiade 1948, 1952, dan 1956. Dalam tiga kesempatan ini, Yugoslavia kalah dari Swedia (yang dimotori Gunnar Nordahl), Hongaria (dimotori Ferenc Puskas), dan Uni Soviet (dikapteni Lev Yashin).

Dragan Dzajic (Bola.net)
Dragan Dzajic (Bola.net)
Masa keemasan Plavi (Si Biru), muncul di era 1960-an. Kala itu, tim berjuluk "Brasil dari Eropa" ini, menjadi salah satu tim terbaik pada masanya, berkat keunggulan fisik, yang berpadu padan dengan kualitas teknik yang mereka punya. Dengan dimotori secara bergantian oleh Drazan Jerkovic (1960-1964), dan Dragan Dzajic (1964-1978), timnas Yugoslavia sukses mencapai posisi 4 besar Piala Dunia 1962 di Chile.

Di tingkat benua, timnas Yugoslavia sukses lolos, ke final Piala Eropa 1960 dan 1968. Sayang, di dua kesempatan ini, mereka selalu kalah. Di final Piala Eropa 1960, Yugoslavia kalah 2-1 dari Uni Soviet, yang diperkuat kiper legendaris Lev Yashin, Si Laba-laba Hitam. Sementara itu, di edisi 1968, Yugoslavia kalah 2-0 (1-1) dari Italia lewat pertandingan ulang. Kala itu, Italia diperkuat Luigi Riva dan Cesare Maldini. Satu-satunya gelar juara, yang sukses diraih timnas Yugoslavia di dekade ini, adalah Medali Emas Olimpiade 1960 di Roma. Inilah era emas timnas Yugoslavia, yang tak pernah bisa diulang lagi.  

Setelah era ini lewat, prestasi terbaik mereka "hanya" semifinalis Piala Eropa 1976, medali perunggu Olimpiade 1984, dan perempatfinal Piala Dunia 1990. Negara di Eropa Tenggara ini akhirnya bubar tahun 1992, lewat perang saudara berkepanjangan.

Bubarnya Yugoslavia, memunculkan negara-negara berbasis etnis macam Kroasia, Serbia, Montenegro, Kosovo, Slovenia, dan Bosnia Herzegovina. Diantara negara pecahan Yugoslavia ini, baru Kroasia, yang mampu menyamai (di Piala Dunia), dan mendekati (di Piala Eropa) capaian sang pendahulu, yakni meraih medali perunggu Piala Dunia 1998, dan lolos ke perempatfinal Piala Eropa (1996 dan 2008).

Sementara itu, timnas Cekoslovakia mulai dikenal luas, saat sukses menjadi finalis Piala Dunia 1934 di Italia. Dalam turnamen ini, Oldrich Nejedly, penyerang utama mereka, sukses meraih sepatu emas berkat lima gol yang dicetaknya. Berbeda dengan Yugoslavia yang berani bermain agresif, timnas Cekoslovakia adalah tim yang cenderung suka "bermain aman", tapi sangat tangguh jika punya seorang motor permainan jenius, atau tim yang sangat kompak.

Masopust (kanan) dan Panenka (Alamy.com)
Masopust (kanan) dan Panenka (Alamy.com)
Karakteristik ini, terbukti ampuh, terutama di era 1960-an dan 1970-an. Pada periode ini, negara bernama lawas Bohemia ini sukses mencapai semifinal Piala Eropa (1960), final Piala Dunia (1962), final Olimpiade (1964), dan Juara Piala Eropa (1976). Pemain terkenal, yang muncul di era ini adalah Josef Masopust (pemenang Ballon D'Or 1962) dan Antonin Panenka (penemu teknik tendangan penalti panenka).

Setelahnya, timnas Cekoslovakia sempat meraih medali emas Olimpiade 1980, medali perunggu Piala Eropa 1980, dan menjadi perempatfinalis Piala Dunia 1990. Riwayat negara tanpa pantai ini tutup buku secara damai tahun 1993. Sebagai gantinya, muncul dua negara baru, yakni Republik Ceko (didominasi etnis Cek), dan Slovakia (didominasi etnis Slovak).

Pavel Nedved (goal.com)
Pavel Nedved (goal.com)
Dari sisi prestasi sepak bola, prestasi hebat Cekoslovakia, baru bisa didekati Republik Ceko, yang mampu menembus final Piala Eropa 1996, dan semifinal Piala Eropa 2004. Di ajang Piala Dunia, baik Republik Ceko maupun Slovakia, masih sebatas mencapai babak awal. Republik Ceko tersingkir di fase grup Piala Dunia 2006. Sementara itu, Slovakia menembus perdelapanfinal Piala Dunia 2010. Tapi, dari segi prestasi individu, ada Pavel Nedved (legenda Juventus, pemenang Ballon D'Or 2003), yang mampu menyamai prestasi Josef Masopust.

(Ki-ka) Lev Yashin, Oleg Blokhin dan Igor Belanov (Sportskeeda.com)
(Ki-ka) Lev Yashin, Oleg Blokhin dan Igor Belanov (Sportskeeda.com)
Berbeda dengan Yugoslavia dan Cekoslovakia, timnas Uni Soviet baru mulai eksis di paruh kedua era 1950-an. Dengan diperkuat Lev Yashin (peraih Ballon D'Or 1963), Tim Beruang Merah mampu meraih medali emas Olimpiade 1956. Setelahnya, Uni Soviet sukses menjuarai Piala Eropa 1960, mencapai final Piala Eropa 1964, menjadi semifinalis Piala Dunia 1966, dan menjadi semifinalis Piala Eropa 1968. Di era ini, Uni Soviet muncul sebagai tim yang tangguh, dan dikenal punya daya tahan fisik istimewa.


Setelah era Lev Yashin berakhir, muncul Oleg Blokhin (pemenang Ballon D'Or 1975), Igor Belanov (pemenang Ballon D'Or 1986) dan Rinat Dasayev sebagai penerusnya. Tapi, secara umum, prestasi Uni Soviet di level benua periode ini cukup bagus, dengan menjadi finalis Piala Eropa 1972 dan 1988. Di tingkat dunia, Uni Soviet sukses meraih medali emas Olimpiade 1988. Capaian ini, menjadi medali emas terakhir mereka. Karena, Uni Soviet bubar pada akhir tahun 1991.

Andriy Shevchenko (Dailymail.co.uk)
Andriy Shevchenko (Dailymail.co.uk)
Seperti Cekoslovakia dan Yugoslavia, bubarnya Uni Soviet memunculkan negara-negara berbasis etnis seperti Rusia, Ukraina, Uzbekistan, Kazakhstan, dan Georgia. Diantara 'turunan' Uni Soviet ini, untuk tingkat dunia, baru Ukraina (perempatfinalis Piala Dunia 2006) yang mampu mendekati capaian terbaik Uni Soviet. Di tingkat benua, ada Rusia (semifinalis Piala Eropa 2008) yang mampu mendekati prestasi sang pendahulu. Tapi, secara perorangan, ada Andriy Shevchenko (Ukraina, pemenang Ballon D'Or 2004), yang mampu menyamai prestasi Yashin, Blokhin, dan Belanov di masa lalu.


Meski kini sama-sama sudah almarhum, baik Yugoslavia, Cekoslovakia, dan Uni Soviet, sama-sama sudah meninggalkan prestasi positif di sepak bola dunia. Selain itu, ketiga negara ini juga meninggalkan contoh positif, tentang betapa kuatnya sebuah tim yang dibangun dan disatukan dalam keberagaman. Sekali persatuan itu terpecah, perlu waktu lama untuk membuatnya kembali menjadi kuat seperti sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun