Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dua Sisi "Egy Effect"

14 Maret 2018   11:52 Diperbarui: 14 Maret 2018   15:55 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Egy Maulana Vikri resmi diperkenalkan sebagai pemain baru Lechia Gdansk, Minggu (11/3/2018) di Energa Stadium. (TWITTER.COM/LECHIAGDANSKSA)

Kepindahan Egy Maulana Vikri (17) ke Lechia Gdansk beberapa waktu lalu, sukses membuat pemain kidal ini jadi sorotan di Tanah Air. Karena, ia menjadi satu dari sedikit pemain lokal Indonesia, yang merintis karir bermain di klub luar negeri. Tapi, transfer Egy ke Gdansk, ternyata menyisakan sebuah efek domino, dengan dua efek samping susulan. Maka, efek ini layak kita sebut sebagai "Egy Effect".

Efek pertama adalah, Lechia Gdansk mendadak terkenal di Indonesia, begitu juga dengan kompetisi Ekstraklasa Polandia. Padahal, dari segi popularitas, sebelum Egy datang, liga Polandia tak lebih dari "liga antah berantah" bagi pecinta sepak bola di Indonesia. Tapi, karena kehadiran Egy, netizen Indonesia  berbondong-bondong menyerbu laman media sosial Lechia Gdansk. Bahkan, mulai bermunculan akun-akun kelompok fans Lechia Gdansk asal Indonesia.

Dari segi publisitas, hal ini tentu menguntungkan bagi Lechia. Karena, dengan hadirnya Egy, mereka bisa meningkatkan popularitas dalam sekejap. Peningkatan ini bisa menjadi titik awal, dari perluasan jangkauan pemasaran bagi Si Putih Hijau. Lewat Egy, mereka bisa merambah pasar Asia Tenggara (terutama Indonesia), dan meraup untung dari sisi komersial. Memang, berkat animo suporter yang tinggi, Asia Tenggara menjadi salah satu wilayah di Asia, yang selalu menarik bagi klub-klub Eropa.

Instagram.com/Lechia Gdansk
Instagram.com/Lechia Gdansk
Tapi, selain membawa efek positif, popularitas ini juga membawa efek negatif. Dengan popularitasnya, Egy justru akan terbebani dengan sorotan luar biasa dari netizen kita. Dalam artian, dengan statusnya sebagai "pemain terpopuler di klub", ia akan dibebani harapan berlebih untuk bersinar.

Memang, ini bisa menjadi satu dorongan tersendiri bagi Egy untuk dapat berkembang. Tapi, mengingat usianya yang masih belia, kita perlu lebih berhati-hati, dengan tak menyorotinya secara berlebih. Karena, jika Egy terus diterpa sorotan berlebih, ia justru akan gagal fokus. Jika sampai gagal fokus, alih-alih menjadi bintang, Egy hanya akan menjadi "penjual kaos" di Lechia Gdansk.

Kebetulan, di masa lalu, kasus semacam ini pernah terjadi di paruh pertama dekade 2000-an, saat klub Manchester United mengontrak Dong Fangzhuo, pemain muda asal Tiongkok, yang kala itu seusia dengan Egy saat ini. Kala itu, transfer ini menjadi sorotan luar biasa di Negeri Tirai Bambu. Otomatis, popularitas Si Setan Merah di Tiongkok meningkat bersama profitabilitasnya. Dong Fangzhuo sendiri, lalu digadang-gadang media (dan masyarakat) Tiongkok, sebagai bintang masa depan.

Dong Fangzhuo (kaos kuning) dan Park Ji Sung (Chinadaily.com)
Dong Fangzhuo (kaos kuning) dan Park Ji Sung (Chinadaily.com)
Tapi harapan tinggal harapan. Alih-alih bersinar, Dong Fangzhuo malah akrab dengan masalah izin kerja di Inggris, yang memang terkenal ketat. Akibatnya, ia harus menjalani nasib sebagai pemain pinjaman, yang lebih banyak tampil bersama United di laga pramusim, sampai akhirnya pulang kampung, dan lebih diingat Manchunian, sebagai "penjual kaos" yang sangat sukses. Nasibnya berbanding terbalik dengan Park Ji Sung (Korea Selatan), pemain Asia lainnya di United, yang sukses besar, dan kini menjabat sebagai salah satu duta Manchester United untuk wilayah Asia.

Tentunya, kita sama-sama berharap, Egy bukan Dong Fangzhuo berikutnya. Maka, kita perlu membiarkannya bebas berkembang, dan bersinar berkat performanya di lapangan hijau, bukan jumlah followersnya di media sosial. Karena, sepopuler apapun seorang pemain di luar lapangan, popularitas itu hanya akan jadi aib, jika ia gagal bersinar di dalam lapangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun