Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Arsenal di Titik Persimpangan

24 Februari 2018   10:22 Diperbarui: 24 Februari 2018   10:22 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika bicara soal Arsenal, satu kata yang bisa mewakili kondisi klub asuhan Arsene Wenger ini adalah 'nanggung'. Situasi ini sudah terjadi, sejak mereka terakhir kali juara liga Inggris musim 2003/2004. Memang, hingga sekarang, Arsenal masih bermain cantik, bersaing di papan atas dan mencetak pemain bintang. Tapi, semuanya masih serba 'nanggung'. Mengapa?

Karena, meski masih gemar bermain cantik, Arsenal justru mengabaikan hasil akhir. Parahnya, selain kerap kesulitan saat melawan tim besar, mereka juga kerap kecolongan saat melawan tim kecil. Tak heran, performa 'nanggung' ini, menghasilkan profil kemampuan yang tanggung juga: bisa bersaing di papan atas, tapi bukan untuk mengejar titel juara.

Memang, Arsenal rajin mencetak pemain bagus. Tapi, kebanyakan dari mereka dijual dengan harga mahal saat sudah 'jadi'. Praktis, tim ini terlihat seperti produsen pemain bintang tanpa ada niat juara. Belakangan, mereka menerapkan kebijakan baru, dengan membeli satu pemain bintang tiap musimnya mulai musim 2013/2014, tepatnya saat merekrut Mesut Ozil dari Real Madrid. Terkini, pada bursa transfer Januari 2018, meski ditinggal Alexis Sanchez ke MU, Arsenal sukses mendatangkan Pierre-Emerick Aubameyang (Dortmund) dan Henrikh Mkhitaryan (MU).

Sekilas, kebijakan ini tampak sukses, berkat raihan 3 gelar Piala FA dalam 4 musim terakhir. Tapi, ternyata ini adalah pertanda awal kemunduran prestasi Arsenal di liga dan Eropa. Karena, saat tim lain berlomba-lomba memborong pemain bintang, Arsenal masih saja irit. Alhasil, pada musim 2017/2018 ini, mereka absen di Liga Champions Eropa, setelah gagal finis di posisi 4 besar liga Inggris.

Situasi yang kurang lebih mirip terancam terulang musim ini. Karena, Arsenal masih tertahan di luar posisi 4 besar klasemen sementara di liga, dan terancam absen lagi di Liga Champions. Sebetulnya, mereka bisa menggunakan 'jalur alternatif' lolos ke Liga Champions, dengan mengejar titel Liga Europa. Karena, mereka baru saja lolos ke fase 16 besar.

Tapi, hasil undian babak 16 besar Liga Europa, yang proses pengundiannya dilakukan di markas UEFA, Jumat (23/2, waktu Swiss) justru berkata lain. Alih-alih bertemu lawan ringan, Arsenal malah langsung dipertemukan dengan AC Milan, sang juara Liga Champions tujuh kali, yang sedang mulai membaik performanya. Melihat posisi kedua tim di liga masing-masing, laga ini jelas takkan mudah. Karena, Milan juga berusaha memperjuangkan peluang di Liga Europa, untuk menyelamatkan musim mereka dari kegagalan total. Maklum, pada musim ini, mereka sudah banyak berbelanja pemain baru, sayang laju mereka di liga sempat tersendat.

Tak heran, situasi pelik ini menempatkan Arsenal di titik persimpangan; mau berjuang lewat jalur utama (posisi 4 besar di liga), atau lewat jalur alternatif (juara Liga Europa). Situasi makin rumit, karena, pada Minggu (25/2, GMT), Arsenal akan bertarung di final Piala Liga melawan Manchester City. Jelas, laga final ini akan menjadi taruhan nasib Arsenal musim ini. Jika berhasil juara, maka mereka akan mendapat suntikan moral berharga, untuk menghadapi sisa musim ini. Jika ternyata Arsenal kalah, bisa dipastikan, bayangan suram masih akan menggelayuti Emirates Stadium di akhir musim ini. Kecuali, jika mereka mampu bangkit secara luar biasa di sisa musim ini.

Jadi, jalan mana yang akan kau pilih, Arsenal?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun