Dipromosikannya Pedro Rodriguez, Thiago Alcantara dan Sergio Busquets, plus digaetnya pemain bintang, macam Dani Alves, dan David Villa, membuat Barca begitu dominan. Dalam periode ini, Barca mampu melampaui prestasi era Cruyff di Eropa, dengan meraih 2 gelar Liga Champions Eropa (2009 dan 2011). Uniknya, pada periode ini, Barca juga "memulangkan" 3 alumni La Masia, yang sukses di klub lain; Gerard Pique, Cesc Fabregas, dan Jordi Alba. Ketiganya ditebus dengan ongkos jauh lebih besar, daripada saat mereka pindah dulu.
Tapi, selepas era Tito Villanova, jumlah pemain lulusan La Masia yang masuk tim inti, justru makin berkurang. Karena, di bawah kepemimpinan Sandro Rosell dan Josep Maria Bartomeu (Presiden Barca setelah Laporta) klub lebih memilih berbelanja pemain bintang. Pemain bintang yang didatangkan Barca antara lain Neymar dan Luis Suarez. Akibatnya, setelah angkatan Lionel Messi cs, tak banyak alumni La Masia, yang menjadi pemain reguler Barca. Malah, beberapa dari mereka malah bersinar, setelah dilepas ke klub lain. Thiago Alcantara dilepas ke Bayern Munich, Mauro Icardi pindah ke Sampdoria lalu menjadi bintang di Inter Milan, Keita Balde Diao bersinar di Lazio lalu membela AS Monaco, dan Hector Bellerin menjadi bintang di Arsenal. Â
Praktis, pemain lulusan La Masia generasi setelah angkatan Messi, yang sempat mencatat banyak penampilan di tim inti, hanya Sandro Ramirez, Munir El Hadaddi, dan Rafinha Alcantara. Tapi, dari ketiganya, hanya Rafinha yang tersisa, dengan menit bermain yang cukup terbatas. Belakangan, ada Gerard Deulofeu (pemain sayap lulusan akademi La Masia) yang dipulangkan Barca dari Everton, pada musim panas 2017. Tapi, posisinya rawan tergusur, seiring kedatangan Phillipe Coutinho ke Barca. Selebihnya, ada Carles Alena dan Jose Arnaiz, yang kerap tampil di ajang Copa del Rey.
Bagi Barca, La Masia sejatinya adalah simbol perlawanan Barca, atas budaya belanja pemain bintang Real Madrid. Tapi, simbol ini justru makin terpinggirkan, seiring kebijakan belanja pemain bintang di klub. Ironisnya, La Masia justru mencetak pemain-pemain, yang sukses di klub lain. Jelas, pembiaran semacam ini tak boleh diteruskan. Karena, jika kelak Lionel Messi dkk (yang berasal dari La Masia) pensiun tanpa ada pengganti sepadan, prestasi Barca akan melorot, dan perlu waktu ekstra untuk memulihkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H