Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Akhir Polemik Transfer Evan Dimas dan Ilhamudin

4 Januari 2018   15:58 Diperbarui: 4 Januari 2018   20:30 1994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Bolasport.com

Selepas gelaran Liga 1 musim 2017, Evan Dimas dan Ilham memutuskan pindah dari Bhayangkara FC ke Selangor FC (Malaysia). Mencari tantangan baru dan tawaran gaji yang menarik menjadi alasan utamanya. 

Kedua alasan ini sangat masuk akal. Karena, mereka baru saja membawa Bhayangkara FC juara Liga 1 musim 2017. Mengingat usia mereka yang sama-sama masih 22 tahun wajar jika mereka mencari tantangan baru untuk meningkatkan kemampuannya.

Tapi, keputusan mereka ini justru dikritik keras Letjen Edy Rahmayadi, Ketua Umum PSSI. Dalam kritikannya, Ketum PSSI ini mempertanyakan nasionalisme Evan dan Ilhamudin yang dinilai mau pindah ke luar negeri dengan gampangnya akibat tergoda tawaran gaji besar. 

Selain itu, kepindahan keduanya dikhawatirkan akan mengganggu persiapan Timnas jelang Asian Games 2018 di Tanah Air. Memang, meski ini "event" tingkat benua, tapi Asian Games tak berada dalam kalender FIFA, sehingga, klub tak diwajibkan melepas pemainnya ke timnas.

Akibatnya, muncul kegaduhan di media. Tak hanya itu, PSSI juga sempat "mengintervensi" kepindahan duo alumnus Timnas U-19 ini ke Malaysia. Situasi ini membuat nasib keduanya tak jelas, padahal mereka sudah teken kontrak selama setahun (dengan opsi perpanjangan kontrak setahun) bersama Selangor dan seharusnya sudah mulai berlatih. Situasi makin runyam setelah Selangor mengancam akan mengadukan PSSI ke FIFA, atas intervensi yang mereka lakukan.

Untunglah, situasi rumit ini berakhir setelah Dato Sri Subahan (pimpinan klub Selangor FA, sekaligus wakil ketua FAM/ PSSI-nya Malaysia) menemui langsung Ketum PSSI di Jakarta pada Rabu, (3/1). Dalam pertemuan ini, tercapai kompromi soal kasus transfer Evan Dimas-Ilhamudin. Di sini, Selangor FA bersedia mengikuti arahan PSSI, terkait Evan Dimas-Ilhamudin. 

Jadi, meski kedua pemain ini bermain di Malaysia, mereka tetap bisa ikut program pelatnas Asian Games 2018. Selain itu, pertemuan ini juga membahas rencana penguatan hubungan PSSI-FAM. Boleh dibilang, PSSI kali ini menuntaskan dua kesepakatan sekaligus dalam sekali pertemuan.

Pertanyaannya, mengapa PSSI dan Selangor (baca: FAM) akhirnya mau berkompromi? Padahal, kedua belah pihak sebelumnya sama-sama bersikap ngotot, perihal masalah transfer Evan Dimas-Ilhamudin ke Selangor. 

Ternyata, ada faktor, yang sama-sama menguntungkan bagi PSSI dan FAM, jika keduanya mau berkompromi dalam kasus kali ini. Bagi FAM kesepakatan ini cukup menguntungkan, baik secara teknis maupun pemasaran.

Secara teknis, kesepakatan ini menunjukkan, pemain-pemain asal Indonesia bisa didatangkan ke Malaysia tanpa masalah. Kesepakatan ini juga cukup krusial, bagi Liga Malaysia. Karena, mulai musim 2018, Liga Malaysia menyediakan 2 slot tambahan di tiap tim untuk pemain asing asal ASEAN. 

Di sini, pemain asal Indonesia dianggap sebagai opsi menarik untuk direkrut. Karena, dengan kualitas individu mumpuni, harga kontrak pemain Indonesia cukup terjangkau untuk ukuran kantong klub Malaysia. Dari segi adaptasi pun tak ada masalah berarti karena, Indonesia dan Malaysia adalah negara serumpun.

Dari segi pemasaran, masuknya pemain asal Indonesia akan menguntungkan klub Malaysia. Karena, datangnya pemain asal Indonesia dinilai mampu menarik minat para TKI di Malaysia  untuk datang ke stadion. Di sini, mereka betul-betul belajar dari tingginya animo suporter Tim Garuda, saat SEA Games 2017 lalu. 

Selain itu, keberadaan para pemain asal Indonesia bisa dijadikan modal bagi mereka untuk dapat merambah pasar Indonesia yang sejak lama dikenal sebagai negara yang "gila bola". Potensi inilah yang sedang coba digali Liga Malaysia dengan peresmian transfer Evan Dimas-Ilhamudin ke Selangor sebagai momentum besarnya.

Bagi PSSI, kesepakatan ini menghindarkan mereka dari ancaman sanksi FIFA (jika Selangor melaporkan mereka ke FIFA). Selain menghilangkan perseden buruk, kesepakatan PSSI dan FAM kali ini bisa jadi awal dimulainya masa "ekspor" pemain lokal kita ke Malaysia, bahkan ke negara-negara ASEAN, terutama jika Evan dan Ilham nantinya sukses di Selangor. 

Tak menutup kemungkinan, jika nantinya Indonesia akan jadi negara eksportir pesepak bola di ASEAN, terutama jika liga di negara-negara ASEAN lainnya, juga menerapkan kuota pemain ASEAN.

Dari teknis, ini jelas akan menguntungkan bagi kita. Karena, dengan banyaknya pemain yang berkualitas ekspor dan tak pernah sepi peminat, kualitas pembinaan pemain muda akan ditingkatkan. Otomatis, pemain yang dihasilkan akan makin berkualita dan berdaya saing tinggi dari waktu ke waktu. 

Imbasnya, Timnas Indonesia akan semakin kuat, meraih gelar juara bukan lagi mimpi. Tapi, semua ini hanya akan terwujud jika PSSI mampu memanfaatkan momentum dengan baik dan mau segera berbenah.

Semoga sukses di negeri jiran, Evan Dimas dan Ilhamudin!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun