Saya sendiri, sebetulnya tak terlalu mempermasalahkan, soal 'rebutan kursi' itu. Karena, postur tubuh saya kecil, jadi tak makan banyak tempat. Soal pakaian, standar formal sederhana sudah cukup. Toh saya pulang pergi ke gereja naik transportasi umum.Â
Tapi, berhubung kondisi fisik saya bermasalah, dengan suasana gereja, yang jelas akan penuh sesak, pada Natal kali ini saya harus 'mengalah'.
Menariknya, meski saya memilih absen, di hari Natal kali ini, saya bersyukur. Karena, saya justru mendapat kesempatan, untuk diam merenung sejenak, dan menuangkannya, ke dalam tulisan ini. Dari sini, saya kembali menemukan satu hal: Natal hanyalah sebuah pengingat, dari betapa besarnya kasih Tuhan kepada manusia. Lewat Natal, kita justru diajak untuk mengingat; Tuhan selalu hadir dalam hidup, dan mengasihi manusia tiap hari, bukan hanya pada hari Natal.
Selamat Natal.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H