"Anomali Kesuburan" di Liga Spanyol

Jeda pertandingan internasional, yang jatuh pada bulan November 2017 ini, membuat kompetisi liga-liga domestik di Eropa, termasuk La Liga Spanyol, libur sejenak. Tapi, meski sedang libur, kompetisi La Liga masih menyisakan sebuah cerita, yakni, "anomali kesuburan" para penyerang di La Liga.

"Anomali kesuburan", yang saya maksud di sini adalah, kering golnya para penyerang bintang lawas La Liga, dan tajamnya penyerang-penyerang, yang sebelumnya kurang dikenal, atau kalah bersinar, dibanding para bintang ini. Memang, ada sejumlah faktor yang menyebabkannya. Tapi, kemajalan ini tampak tak biasa. Karena melanda penyerang-penyerang yang selama ini dikenal subur dalam hal mencetak gol.

Di Madrid, dua klub kuat dari kota itu, yakni Real Madrid dan Atletico Madrid, sama-sama sedang pusing, karena senjata utama mereka di lini depan sedang tumpul. Untuk pertama kalinya sejak musim 2013/2014, trio Gareth Bale-Karim Benzema, dan Cristiano Ronaldo (BBC) milik Real Madrid, kering gol. 

Dari 11 laga yang sudah mereka jalani sejauh ini, trio BBC baru mencetak 4 gol. Rinciannya, Ronaldo dan Benzema mencetak satu gol, dan Bale mencetak 2 gol. Sebuah pemandangan aneh, untuk trio yang biasanya begitu tajam. Tapi, hukuman skorsing yang sempat dialami Ronaldo, dan cedera Bale, membuat trio ini kerap tak utuh, dan kurang padu. Alhasil, performa El Real di La Liga musim ini agak inkonsisten.

Di sudut lain kota Madrid, Atletico Madrid juga sedang galau. Karena, laju performa mereka agak tersendat, baik di La Liga maupun Liga Champions. Penyebabnya, Antoine Grieznann, ujung tombak andalan mereka, sedang tumpul, setelah hanya mampu mencetak 2 gol di La Liga sejauh ini. Ketergantungan Atletico padanya, membuat mereka ikut tumpul saat Griezmann sedang tumpul atau absen. Alhasil; mereka kerap menuai hasil imbang. Untungnya, mereka masih punya pertahanan yang solid, dan kerjasama tim yang padu. Bahkan, Atleti masih menjadi satu-satunya tim, yang mampu menahan imbang Barcelona di La Liga sejauh ini. Tak heran, mereka masih bercokol di posisi 4 besar, dengan nilai 23, sama seperti El Real, tapi kalah selisih gol.

Di Barcelona, anomali kesuburan, juga sedang melanda El Barca, sang pemuncak klasemen. Hanya saja, terdapat dua anomali kesuburan di sini. Pertama, tumpulnya ketajaman seorang Luis Suarez, yang sejauh ini baru mencetak 3 gol. Sebelumnya Suarez sempat absen bermain karena mengalami cedera kaki. Jadi, ia perlu waktu lebih untuk bisa kembali "klik".

Kedua, Lionel Messi, sang bintang utama, tetap ganas seperti biasa. Tercatat, dari 11 laga yang dijalani, Si Kutu sukses mencetak 12 gol. Ia seolah tidak (atau belum) tersentuh wabah "ketumpulan" penyerang di La Liga. Berkat performanya inilah, Barca mampu duduk manis di puncak klasemen sementara La Liga, dengan nilai 31.

Majalnya para pemain bintang, memunculkan sinar nama-nama yang sebelumnya kurang populer. Dari Valencia, ada duet Simone Zaza-Rodrigo, yang masing-masing mencetak 9 dan 7 gol. Ketahaman duet inilah, yang sukses membawa Valencia (nilai 27) membayangi Barca. Di Villareal, ada Cedric Bakambu dengan koleksi 8 golnya, yang membawa Villareal duduk di posisi 5 besar klasemen

Majalnya para penyerang top, membuka peluang pemain lain untuk bersinar, dan membuat kejutan bersama klubnya. Menarik ditunggu, bagaimana kelanjutan kisa persaingan para penyerang di La Liga ini, selepas berakhirnya jeda pertandingan internasional.