Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hubungan Saling Menguntungkan Juve-Milan-Bonucci

15 Juli 2017   02:07 Diperbarui: 15 Juli 2017   07:33 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan Manchester City, bukan Chelsea, bukan pula Real Madrid, tapi AC Milan. Itulah klub tujuan yang pada akhirnya dipilih Leonardo Bonucci (30), bek andalan Juventus dan timnas Italia. Pada Jumat (14/7) waktu Italia, pemain lulusan akademi Inter Milan ini, memastikan diri pindah ke AC Milan, dengan biaya 40 juta euro. Di Milan, Bonucci akan mendapat gaji 6,5 juta euro per musim (belum termasuk bonus), dengan masa kontrak 5 tahun.

Jika melihat rekam jejaknya di Juventus, dan timnas Italia eks pemain Bari ini menjadi pemain level top pertama yang digaet AC Milan musim ini. Meski menyeberang ke klub rival, kepindahan Bonucci ini tergolong sepi dari gosip atau kabar miring. Bahkan, prosesnya pun tergolong rapi; diam-diam tapi cepat bak operasi senyap. Melihat situasinya, transfer ini menjadi solusi saling menguntungkan, antara Juventus, Milan, dan Bonucci sendiri.

Bagi Juventus, ini adalah transfer yang menguntungkan secara finansial dan teknis. Secara finansial, Juve sukses meraup laba dari penjualan Bonucci. Maklum, saat didatangkan dari Bari tahun 2010, Juve 'hanya' membayar ongkos sebesar 15,5 juta euro. Harga ini jelas cukup murah, jika melihat peran vital, dan prestasi yang ditorehkannya di Juve. Melihat usianya, yang sudah 30 tahun, melepasnya dengan harga 40 juta euro, adalah satu prestasi tersendiri bagi Juve. Secara teknis, kepergian Bonucci memberi jalan bagi bek muda berbakat, Daniele Rugani (23), untuk naik kelas ke tim utama, sekaligus meremajakan lini belakang Si Zebra.

Bagi Milan, kedatangan Bonucci menjadi jawaban, atas sosok pemimpin di lini belakang, yang selama ini hilang, terutama sejak hengkangnya Thiago Silva ke PSG. Dengan pengalamannya, Bonucci dapat menjadi mentor yang baik, untuk bek-bek muda Milan, macam Alessio Romagnoli dan Daniele Conti. Selain itu, dengan visi bermain, plus akurasi umpannya yang oke, Bonucci juga dapat menjadi mesin cadangan tim, jika Milan mengalami kebuntuan saat sedang menyerang. Secara simbolik, kedatangan Bonucci menyiratkan secara jelas, betapa kuatnya ambisi Milan untuk lekas bangkit.

Bagi Bonucci sendiri, kedatangannya ke Milan, adalah sebuah tantangan baru, tanpa perlu mengalami masalah adaptasi. Maklum, selama 7 tahun memperkuat Si Nyonya Tua, bek berpostur tinggi besar ini sudah kenyang trofi domestik di Italia, plus pengalaman berlaga di kompetisi antarklub Eropa. Mulai musim panas ini, Bonucci akan menjadi lawan buat Juve, yang sejauh ini masih dominan di Italia. Tantangan yang akan dihadapinya di Milano akan makin menarik, karena, ia akan menjadi kapten tim AC Milan. Otomatis, ia akan menjadi pemain kunci, sekaligus tumpuan harapan AC Milan untuk dapat kembali meraih prestasi.

Mampukah Bonucci bersinar di AC Milan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun