Kamu memang tidak mungkin mengenal kami semua satu persatu. Karena, kita hanya dihubungkan lewat layar kaca. Situasi hubungan kita selama ini pun, persis seperti potongan lirik lagu "Pacarku Superstar" yang dilantunkan Project Pop;
Dia berada jauh di sana
Dan aku di rumah
Memandang kagum pada dirinya
Dalam layar kaca
Bagi kami para pria jomblo, kau adalah sosok istimewa. Kecerdasan, keluwesan, dan kecantikanmu, berpadu padan seperti seloyang pizza ukuran super jumbo. Saat melihatmu, hati kami seperti para bek yang harus lari pontang-panting, saat menghadapi gocekan lincah, dan umpan-umpan ajaib seorang Lionel Messi, Si Ajaib itu. Kami benar-benar sukses kau buat tak berdaya. Pesonamu terlalu sulit untuk kami tolak.
Tak cukup sampai disitu, kau juga punya senyuman maut. Senyummu tipis, tapi itu sudah lebih dari cukup, untuk membuat kami semua mati kutu. Belum lagi, kau bukan sosok yang suka bertingkah macam-macam, apalagi sampai terlibat kasus yang aneh-aneh. Kali ini, kau sukses membuat hati kami menjadi seperti para kiper, yang harus menghadapi tembakan maut seorang Lionel Messi. Jujur saja, kadang kami sampai berani bertanya pada diri kami sendiri, seperti potongan lirik lagu "Pacarku Superstar" yang dilantunkan Project Pop;
Apakah mungkin, seorang biasa
Menjadi pacar seorang superstar?
Meski kami selalu sukses kau buat tersepona, eh salah, terpesona, kehadiranmu selalu kami nantikan. Kami seperti suporter timnas Argentina, yang selalu berharap, Messi tak pernah absen membela tim Tango. Karena, timnas Argentina tanpa kehadiran Messi, seperti batagor tanpa bumbu kacang. Walau kau hanya tampil sejenak di layar kaca, itu sudah membuat kami serasa menang undian berhadiah mobil sport seharga miliaran rupiah.
Harus kami akui, meski hanya seorang diri, kau sudah sukses membobol hati kami semua. Lagi-lagi, kau sukses menjadi seperti Lionel Messi, yang sukses membobol gawang yang dikawal sejumlah kiper berbeda, termasuk kiper-kiper hebat macam Iker Casillas, Petr Cech, dan Manuel Neuer. Hebatnya, itu semua kau lakukan, dengan cara yang begitu sederhana bin natural, tanpa tambahan MSG, formalin, dan boraks.
Sayangnya, kabar kedekatanmu dengan Bastian Steel, yang belakangan ini santer beredar, sukses menggetarkan hati kami, para pria jomblo, seperti tembakan maut Messi yang sukses menggetarkan jala lawan dengan mulus, semulus trek jalan tol. Awalnya, kami semua kaget, sekaget mendengar ledakan mercon, yang diledakkan anak-anak kampung sebelah. Bahkan, muncul Aksi Bela Islan di dunia maya. Tapi, aku sendiri bersyukur, aku tak perlu pindah ke lain hati. Karena, aku adalah suporter Si Merah Liverpool, bukan Si Biru Chelsea.
Meski kaget, kali ini kami perlu berterima kasih kepadamu. Karena, kabar kedekatanmu ini, justru memicu banjir tawa bagi banyak orang, berkat banyaknya candaan di dunia maya. Well, meski hanya candaan, terima kasih banyak. Karena, ini menjadi intermezo yang bagus, di tengah situasi serba gaduh di negara kita, akibat masalah berbau SARA, kriminalitas, dan ulah para tikus gendut yang berdasi itu. Berkat Aksi Bela Islan, kau sukses menyatukan kami semua lewat tawa. Dari sini juga, kau juga membuat kami sadar, betapa berbahayanya, jika kami secara serentak memindahkan otak, mata, dan perasaan kami, ke ujung jari kami barang sejenak, hanya karena kami lupa, apa perbedaan antara huruf "M" dan "N".
Merelakanmu pergi memang berat. Tapi, apapun makanannya, minumnya Teh Botol Sosro.
It's okay Chelsea.
Kami rapopo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H