Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Patahnya "Kutukan" Ibra

25 Mei 2017   10:57 Diperbarui: 25 Mei 2017   12:25 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika bicara soal Zlatan Ibrahimovic alias Ibra, salah satu hal, yang tak boleh terlewat, adalah kumpulan trofi kompetisi domestik, yang ia raih bersama klubnya. Sepanjang karirnya, Ibra sukses meraih trofi domestik, di Belanda (bersama Ajax), Italia (Inter dan AC Milan), Spanyol (Barcelona), Prancis (PSG), dan Inggris (MU).

Jika melihat capaian ini, Ibra terbukti bukan sekadar "pemain petualang" di liga-liga papan atas Eropa. Ia juga adalah seorang pemain "petualang trofi", yang jarang ada di sepakbola modern. Meski kadang terkesan angkuh, daya adaptasi, dan konsistensi performa Ibra terbukti luar biasa. Jika ia tidak mampu beradaptasi, dan menjaga performanya dengan baik, kita tak akan melihat Ibra, yang kita lihat sekarang ini.

Sayangnya, meski sukses di liga-liga domestik yang diikutinya, Ibra selalu dihantui 'kutukan kesialan', di ajang antarklub Eropa, baik di Liga Champions, maupun Liga Europa. Di level ini, Ibra tak pernah meraih gelar. Prestasi terbaiknya, adalah mencapai semifinal Liga Champions 2010 bersama Barcelona. Ini jelas berbanding terbalik, dengan reputasinya, sebagai petualang trofi.

Kutukan itu sempat terlihat jelas, saat ia membela Barcelona. Saat datang musim 2009/2010, Ibra meninggalkan Inter Milan, dengan ambisi ingin meraih gelar juara Liga Champions. Alih-alih sukses, Ibra justru gagal. Ironisnya, Barca disingkirkan Inter Milan, yang akhirnya menjadi juara. Pada musim berikutnya, Ibra yang pindah ke AC Milan, harus kembali gigit jari. Karena, Barca meraih juara Liga Champions, setelah ia pergi dari Nou Camp.

Setelahnya, prestasi tertinggi Ibra di Eropa, adalah babak perempat final bersama PSG. Rentetan kegagalan ini, jelas menyisakan rasa penasaran baginya. Rasa penasaran itu, bisa jadi akan makin kuat, setelah ia menderita cedera lutut parah, saat memperkuat Manchester United (MU), di fase 8 besar Liga Europa melawan Anderlecht (Belgia). Akibat cedera itu, musim Ibra prqktis berakhir lebih cepat.

Tapi, cedera itu, secara kebetulan, menjadi berkah terselubung, bagi MU dan Ibra. Pada Kamis (25/5) lalu, MU sukses menjuarai Liga Europa, setelah mengalahkan Ajax (Belanda), dengan skor 2-0, berkat gol Paul Pogba, dan Henrikh Mkhitarian. Gelar juara ini, memastikan United tampil, di fase grup Liga Champions musim depan. Kemenangan ini, juga mematahkan 'kutukan Eropa' Ibra.

Menariknya, kutukan ini patah di Swedia, negara asal Ibra. Karena, final Liga Europa musim ini, digelar di Stadion Friends Arena, yang terletak di kota Stockholm (Swedia). Dengan patahnya kutukan ini, mungkin saja Ibra akan mempertimbangkan, untuk tetap bertahan di MU. Meskipun, peluang hengkangnya juga terbuka. Karena, kontraknya di MU, akan berakhir, 30 Juni 2017 mendatang. Terlepas dari tanda tanya, akan masa depannya di MU, raihan gelar Liga Europa ini, jadi sesuatu yang melegakan baginya. Setidaknya, inilah momen pesta bagi Ibra, MU, dan semua fansnya, setelah melalui musim yang panjang.

Selamat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun