Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jika Leicester City Juara Liga Champions, Bagaimana Nasib MU?

22 Maret 2017   08:42 Diperbarui: 24 Maret 2017   17:00 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada bulan April mendatang, akan digelar dua leg perempat final Liga Champions. Leg pertama, akan berlangsung pada 11 dan 12 April 2017. Sedangkan, leg kedua akan berlangsung pada 18 dan 19 April 2017. Salah satu tim, yang akan berlaga, di fase ini, adalah Leicester City (Inggris). Mereka akan menghadapi Atletico Madrid (Spanyol), klub tangguh yang dua kali masuk final, dalam 3 musim terakhir, tepatnya pada tahun 2014, dan 2016.

Sebagai satu-satunya wakil Liga Inggris (EPL) tersisa, otomatis Leicester menjadi harapan terakhir EPL di Liga Champions musim ini. Di fase perempat final ajang Liga Europa, EPL memang masih menyisakan Manchester United, yang pada bulan April mendatang, akan menghadapi Anderlecht (Belgia), sebagai klub wakil terakhir. Tapi, performa wakil suatu liga, di ajang Liga Champions (kasta teratas kompetisi antarklub Eropa), mempunyai bobot nilai lebih besar, daripada di Liga Europa (kasta kedua).

Sebagai wakil terakhir EPL, Leicester tentu diharapkan dapat maju ke fase semifinal, atau (jika perlu) juara, suatu misi sulit bagi Leicester. Tentunya, agar posisi EPL, di peringkat tiga besar (bersama La Liga dan Bundesliga) koefisien peringkat liga versi UEFA, tetap aman. Dengan begitu, EPL masih bisa rutin mengirim 4 wakil ke Liga Champions. Dari segi image, dan daya saing, kesuksesan klub suatu liga, khususnya di Liga Champions, akan menjadi nilai tambah tersendiri.

Dalam kasus ini, EPL jelas tidak ingin mengalami nasib seperti Liga Serie A Italia, yang mengalami penurunan peringkat, karena dampak kasus Calciopoli, dan performa klub, yang cenderung menurun, khususnya di Liga Champions. Akibatnya, sejak 2011, Liga Serie A Italia hanya boleh mengirimkan 3 wakil ke Liga Champions. Sebelumnya, Liga Serie A Italia rutin mengirim 4 klub ke Liga Champions.

Di satu sisi, jika Leicester City (Liga Champions), dan Manchester United (Liga Europa) mampu keluar sebagai juara, capaian itu akan mengamankan posisi, dan image EPL, sebagai salah satu liga terbaik dunia saat ini. Ini memang skenario idaman untuk EPL. Tapi, ini hanyalah satu, dari sekian banyak kemungkinan, yang berpeluang dapat terjadi pada kedua tim. Skenario terburuk, yang juga dapat terjadi adalah, Leicester kalah dari Atletico Madrid, dan Anderlecht mengalahkan United.

Di sisi lain, jika Manchester United juara Liga Europa, tapi gagal finis di 4 besar EPL musim ini, maka mereka gagal lolos ke Liga Champions, dan harus kembali berlaga di Liga Europa. Memang, sejak 2014, UEFA menghadiahkan satu tiket lolos langsung, ke fase grup Liga Champions, untuk klub juara Liga Europa. Tapi, berdasarkan regulasi UEFA, hadiah tiket itu, akan menjadi milik klub juara Liga Champions, yang gagal lolos ke Liga Champions lewat peringkat di liga. Jadi, jika Leicester mampu menjuarai Liga Champions, mereka akan otomatis lolos ke Liga Champions musim depan, walau mereka finis di papan tengah EPL musim 2016/2017 ini.

Di klasemen sementara EPL, Leicester saat berapa di posisi 15, dengan nilai 30, dari 28 laga. Dengan 10 laga tersisa, sulit untuk mereka mengejar posisi 4 besar klasemen. Karena, mereka tertinggal 26 angka, dari Liverpool (nilai 56), di posisi 4. Praktis, memenangkan Liga Champions, menjadi satu-satunya cara, untuk mereka dapat kembali tampil, di Liga Champions musim depan.

Jika Leicester mampu juara Liga Champions musim ini, mereka akan mengulang raihan historis Nottingham Forest, yang sukses menjuarai liga Inggris tahun 1978, dan Juara Liga Champions tahun 1979, sebagai tim nonunggulan. Prestasi ini, masih menjadi yang pertama, dan satu-satunya, dilakukan oleh klub wakil Inggris hingga kini. Akankah sejarah terulang?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun