Musim 2016/2017 menjadi musim yang aneh buat Inter Milan. Keanehan dimulai, saat mayoritas saham Inter diakuisisi Suning Group (perusahaan dagang asal Tiongkok). Perusahaan yang juga pemilik klub Liga Super Tiongkok, Jiangsu Suning ini, memecat pelatih Roberto Mancini, karena Inter tampil buruk di laga ujicoba pramusim, yang sejatinya bukan laga kompetitif. Pemecatan ini, terjadi, kurang dari sebulan, sebelum Serie A musim 2016/2017 dimulai.
Meski telah mendatangkan pemain macam Ever Banega (Argentina), Joao Mario (Portugal), Gabigol (Brasil), dan Antonio Candreva (Italia), plus menunjuk Frank de Boer (Eks pelatih Ajax Amsterdam), performa Inter malah anjlok. Mepetnya waktu persiapan tim, membuat de Boer tak mampu berbuat banyak. Hasilnya, Inter hanya mampu meraih 5 kemenangan, 2 imbang, dan 7 kekalahan, dari 14 laga di semua ajang.Â
Akibatnya, Inter terdampar di urutan ke 12 klasemen sementara Serie A, dan tampil buruk di ajang Liga Europa. Frank de Boer pun dipecat, 1 November 2016, sehari setelah Si Ular kalah 0-1 dari Sampdoria. Praktis, pelatih asal Belanda itu, hanya bertahan 12 pekan di Inter.
Inter lalu menunjuk Stefano Pioli (eks pelatih Lazio) sebagai penggantinya. Meski sempat diragukan, Pioli mampu mengangkat performa Inter. Meski sempat kalah 0-3 dari Napoli di Serie A, dan tersingkir di fase grup Liga Europa, Inter mampu meraih tujuh kemenangan (lima diantaranya beruntun) di Serie A. Hasilnya, Inter kini menempati posisi enam klasemen sementara pekan ke 20 Serie A, dengan 36 poin, tertinggal 5 angka dari Napoli (41) di posisi 3 (batas akhir zona Liga Champions di Serie A).
Di ajang Coppa Italia, Si Biru-Hitam sukses lolos ke fase perempatfinal, setelah mengalahkan Bologna 3-2 (Rabu 18/1 dinihari WIB), berkat gol yang dicetak Antonio Candreva, pada babak perpanjangan waktu. Di waktu normal, kedua tim bermain imbang 2-2, setelah gol Murillo, dan Palacio (Inter), dibalas Dzemalli, dan Donsah (Bologna). Di perempatfinal, mereka akan menghadapi Lazio, yang sukses mengalahkan Genoa 4-2, Kamis (19/1 dinihari WIB).
Performa positif Inter ini, dihasilkan dari kecerdikan Pioli, di dalam dan luar lapangan. Di dalam lapangan, Pioli membuat permainan Inter seimbang, baik dalam menyerang dan bertahan. Selain itu, ia juga sukses mendatangkan gelandang berbakat Roberto Gagliardini (Italia), dari Atalanta, setelah sebelumnya melepas gelandang senior Felipe Melo (Brasil) ke Palmeiras (Brasil), dan meminjamkan penyerang Stefan Jovetic (Montenegro) ke Sevilla.
Di luar lapangan, Pioli sukses membangun kekompakan dalam tim. Kesuksesan ini dapat terwujud, karena ia menjadikan Walter Samuel (eks pemain Inter asal Argentina) sebagai asisten pelatih. Di Inter, Samuel tidak hanya menjadi asisten pelatih, ia juga bertugas menjadi 'penghubung' dalam tim di ruang ganti.
Dari sisi strategi, penunjukan Samuel, juga memudahkan proses adaptasi Pioli. Karena Samuel adalah sosok yang memahami seluk-beluk klub. Selain itu, Samuel mempunyai hubungan baik, dengan Javier Zanetti (kini wapres klub Inter), eks rekan setimnya di Inter, dan timnas Argentina, semasa masih bermain. Sehingga, Pioli kini sudah 'menguasai' medan di Inter, dengan baik. Mampukah Inter mengakhiri musim dengan manis?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H