Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Hamburger SV, Nasibmu Kini

5 Januari 2017   08:47 Diperbarui: 5 Januari 2017   14:03 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hamburger SV, adalah salah satu klub terbesar, dan tersukses di Jerman. Dalam sejarahnya, klub asal kota pelabuhan ini, mampu meraih 6 gelar Bundesliga Jerman, terbanyak kelima, setelah Bayern Munich (26 kali juara), FC Nurnberg (9), Borussia Dortmund  (8), dan Schalke 04 (7). Sejak dimulainya kompetisi profesional Bundesliga, pada tahun 1963, Hamburg merupakan satu-satunya klub, yang belum pernah terdegradasi ke 2 Bundesliga.

Di kancah antarklub Eropa, mereka juga cukup sukses. Selain Bayern Munich, dan Borussia Dortmund, Hamburger SV adalah klub asal Jerman yang mampu menjuarai Piala Champions Eropa (kini Liga Champions Eropa). 

Si Kaus Merah, meraih gelar ini, pada musim 1982/1983, setelah mengalahkan Juventus 1-0, di final. Kala itu, mereka dilatih Ernst Happel, pelatih jenius asal Austria. Selain itu, mereka juga mampu meraih 1 gelar (almarhum) Piala Winners 1976/1977 , dan 2 gelar (almarhum) Piala Intertoto, kompetisi antarklub Eropa kasta ketiga (edisi 2005 dan 2007, dibubarkan tahun 2008).

Dari segi pemain, Hamburg tak pernah absen diisi pemain berkualitas. Tercatat, klub ini pernah diperkuat Kevin Keegan (Inggris), Jose Paolo Guererro (Peru), Vincent Kompany (Belgia), Rafael Van der Vaart, Ruud Van Nistelrooy, dan Nigel de Jong (Belanda), Tomas Rincon (Venezuela), hingga Son Heung Min (Korea Selatan). Musim ini, mereka diperkuat pemain kunci macam Rene Adler dan Lewis Holtby (Jerman), dan Alen Halilovic (Kroasia).

Tapi, klub ini akrab dengan inkonsistensi performa, terutama sejak awal dekade 1990-an, saat mereka terjangkit krisis keuangan. Akibatnya, mereka lebih banyak berkutat di papan tengah, atau memasang target sekedar lolos dari degradasi. Sejak masa keemasan mereka (pertengahan 1970an-pertengahan 1980-an) lewat, Hamburg hanya mampu meraih 1 gelar juara DFB Pokal (Piala Jerman) musim 2002/2003, gelar terakhir mereka sejauh ini. 

Di Bundesliga, Hamburg hanya mampu sesekali menembus papan atas, sehingga mereka jarang tampil, di kompetisi antarklub Eropa. Penampilan terakhir mereka, di kompetisi antarklub Eropa, terjadi pada musim 2009/2010. Ketika itu, Hamburg mampu lolos ke semifinal Liga Europa, sebelum disingkirkan Fulham, yang lalu dikalahkan Atletico Madrid di final.

Setelah 2010, Hamburg justru menjadi langganan kandidat degradasi. Bahkan, selama dua musim  beruntun (2013/2014 dan 2014/2015),mereka sempat finis di posisi 16 klasemen, yang mengharuskan mereka menjalani laga play-off promosi degradasi, melawan klub peringkat tiga 2 Bundesliga, demi mengamankan tempat di Bundeslliga musim berikutnya. Posisi terbaik mereka, di klasemen akhir Bundesliga, dalam kurun waktu 2010-2016, adalah posisi 7 (2013), dan 10 (2016).

Pada musim 2016/2017 ini, performa Hamburg sempat mengkahawatirkan, dengan mereka sempat terjebak di dasar klasemen, tanpa meraih satupun kemenangan. Mereka baru mampu meraih kemenangan pertama, di pekan ke 13 Bundesliga musim ini saat mengalahkan Darmstadt 2-0 (4/12). 

Kemenangan pertama ini, lalu berlanjut, setelah mereka mampu mengalahkan Augsburg 1-0 (10/12), dan  Schalke 2-1 (21/12). Alhasil, hingga jeda musim dingin, Si Dinosaurus mampu memperbaiki posisi di liga, dari sebelumnya urutan 18, alias juru kunci, menjadi urutan 16, atau posisi play-off promosi-degradasi. 

Sejauh ini, mereka mengantongi 13 poin, unggul atas FC Ingolstadt (nilai 12) di posisi 17, batas atas zona degradasi, tapi masih tertinggal 3 poin dari Werder Bremen (16), di posisi 15, batas akhir zona aman.

Apa yang dialami Hamburger SV belakangan ini, adalah sebuah contoh dampak penurunan prestasi, yang dibiarkan begitu saja. Sebuah klub, yang tadinya sangat sukses, menurun menjadi langganan papan tengah, lalu menurun lagi, menjadi langganan kandidat degradasi, tanpa ada perbaikan berarti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun