Mohon tunggu...
Yosepri Alfazi
Yosepri Alfazi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

www.kuberbagi17.com\r\nMembaca adalah kunci awal sebelum menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perang Menulis Lebih Mematikan Dibanding Perang Senjata

9 Januari 2015   02:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:31 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini, perang tidak hanya berupa mengangkat senjata, mengacungkan pedang, atau  mengepalkan tangan. Akan tetapi perang pemikiran (War of thinking), dan perang menulis. Pemikiran dan penulisan adalah otak dari segala perang fisik, mengapa ?. karena akibat pemikiran yang kontroversial, sesat, mengada-ngada, atau tulisan yang salah, merubah tulisan yang benar dsb.  Sehingga muncullah perdebatan, permusuhan, perang senjata dsb. Jadi, betapa dahsyatnya dampak yang ditimbulkan oleh pemikir dan penulis.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dan menulis memiliki ikatan yang erat. Dalam bentuk apapun, seperti chatting, sms, atau Karya ilmiah. Perkembangan peradaban manusia disebabkan membaca. Tentu-nya yang dibaca adalah karya tulisan, dan penulis itu adalah manusia itu sendiri.  Lalu adakah akibat perang senjata menjadikan Negara maju ?

Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, M.A, M.Phil pada pembukaan seminar jurnalistik, dalam pidatonya mengatakan;

“kalau tidak menulis sehari, maka tangannya mati”.

“kalau tidak berdzikir sehari, maka hatinya mati”.

“kalau tidak bernapas sehari, maka benar-benar mati”.

Beliau juga berkali-kali mengatakan dihadapan mahasiswa UNIDA Gontor, bahwa mahasiswa itu menulis dan berdiskusi. Pesan singkat ini yang selalu beliau ulang-ulang. Karena pengaruh menulis memberikan andil dan dampak yang besar bagi kehidupan manusia di muka bumi.

Dengan meluangkan waktu untuk menulis, maka kita telah berandil dalam memajukan peradaban. Menjadikan menulis bagian kebutuhan hidup yang harus dikonsumsi setiap hari.

Mengangkat pena jauh lebih berat daripada mengangkat senjata.

Yosepri wiranda

PAI 7/Tarbiyah/UNIDA Gontor

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun