Mohon tunggu...
Yosepri Alfazi
Yosepri Alfazi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

www.kuberbagi17.com\r\nMembaca adalah kunci awal sebelum menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Politik dan Pengaruhnya Terhadap Pendidikan

28 Januari 2015   15:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:14 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang ini, adanya kisruh antara KPK dan Polri, yang kedua-duanya saling sikut. Hal ini tidak lain dan tidak bukan masalah politik. Sepeninggalnya Rosululloh SAW, pertumpahan darah acap kali terjadi yang penyebab utamanya adalah politik dan kekuasaan. Politik dan kekuasaan seakan akan seperti kutukan yang tak berujung. Begitu pula yang sedang melanda negeri kita tercinta ini. Dan  negative impact dari politik ini menular ke ranah pendidikan.

Dalam ilmu Perbandingan Pendidikan, dipaparkan bahwa pendidikan sangat dipengaruhi oleh sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Baiknya pendidikan suatu bangsa mengindikasikan bahwa baik pula politik bangsa tersebut begitupun sebaliknya. Ada pula yang mengatakan “untuk mengetahui suatu bangsa, lihatlah pendidikan negara tersebut”.

Dari sinilah menunjukkan bahwa pendidikan dan politik harus berjalan dengan baik dan bersih. Pendidikan yang baik akan melahirkan generasi-generasi yang baik (kuat iman dan teguh memegang kebenaran). ketika ia terjun ke ranah politik, ia mampu bertahan, membendung para poli-tikus-poli-tikus, menegakkan kebenaran walau tidak sedikit yang dilengserkan. Realitanya hampir semua yang duduk di kursi rakyat membelot, menggunakan hak rakyat, berbuat atas nama rakyat untuk kepentingan pribadi. Lucunya mereka semua berpendidikan tinggi, bertitel kan haji. Ini salah satu bentuk negative sides politik terhadap pendidikan.

Dubes RI untuk Swiss, Ir. Djoko Susilo, ketika menyampaikan kultum di Universitas Darussalam gontor mengatakan, “gaji para pejabat dihabiskan hari itu juga pun tidak akan habis, toh.. itupun masih makan uang rakyat”. Hal ini menunjukkan bahwa negeri kita mengidap miss-character atau moral-crisis. Akhlak/moral yang ditanamkan ketika duduk dibangku sekolah tentunya terus diamalkan hingga, dijunjung tinggi, diperjuangkan hingga akhir hayat.

Semoga di-era yang akan datang, perihal buruk yang ada di politik bangsa kita ditinggalkan. Hal ini dimulai dari mulai dari diri kita sendiri, dari hal terkecil. Akan tetapi jika semua dari kita memulai nya tentu akan menjadi gumpalan gumpalan kebaikan yang besar dan terus membesar. Amiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun