Masa-masa mengenyam pendidikan pernah merasakan tinggal di kost, rumah kontrakan dan asrama. Dimana keadaan berada dalam posisi jauh dari orang tua.
Banyak hal yang harus dipikirkan dan dilakukan sendiri. Kesempatan untuk belajar mandiri, belajar mempersiapkan masa depan.
Harus sering sendiri dalam menghadapi persoalan. Yang sebelumnya seringkali segala kebutuhan sudah disediakan orang tua, kemudian beralih harus pandai-pandai mengatur diri.
Mengembangkan cara berinteraksi sosial sangat penting di masa-masa ini. Kapan pun dimana pun seseorang harus bisa menempatkan diri sebaik-baiknya. Jika tidak begitu, bisa berpotensi bergesekan dengan bermacam konflik.
Ada satu pengalaman menarik dan agak menggelikan sewaktu di asrama. Ketika itu ada salah satu teman yang pulang dari kampus dengan wajah cemberut. Sepertinya sedang ada persoalan dalam penyusunan skripsi.
Begitu sampai asrama, langsung masuk ke arah belakang. Dan "duarr!!", ternyata dia membanting ember plastik hingga pecah. Kami teman-temannya yang melihat itu sempat terkejut, namun setelah itu hanya saling lempar senyum dan berbisik satu dengan yang lain.
Entah kenapa kami seperti bisa memaklumi apa yang diperbuat oleh salah satu teman tadi. Kadang dalam situasi sulit atau sedang memiliki persoalan, seseorang butuh pelampiasan. Toh yang dibanting tadi embernya sendiri dan nanti juga pasti beli lagi.
Kejadian di atas hanya bagian kecil dari aneka cerita dari dinamika hidup bersama di asrama. Bersyukur semua lulus dalam keadaan damai, tanpa terlibat konflik yang membahayakan semua. Belajar dari pengalaman, mungkin bisa menjadi beberapa tips di bawah ini, agar tercipta suasana aman dan nyaman tinggal di asrama.
1. Senasib sepenanggungan
Semua yang tinggal di asrama semestinya menyadari keberadaannya. Sama-sama jauh dari orang tua, harus berjuang belajar untuk masa depan.
2. Belajar bersama
Semua bisa saling belajar satu sama lain. Ada kelebihan dan kekurangan masing-masing untuk bisa belajar saling melengkapi. Belajar hidup bersama di lingkup asrama dan nantinya berkembang hidup bersama dalam masyarakat.
3. Memahami orang lain
Masing-masing orang memiliki karakter yang berbeda. Belajar mengenal karakter orang lain dan memahami orang lain menjadi modal dalam berelasi. Misalnya bertemu dengan orang yang temperamen jangan malah menggoda, meskipun tujuannya bercanda.
Mengupayakan damai satu sama lain, demi kenyamanan proses belajar. Tidak perlu menimbulkan keributan yang tak penting. Belajar terbuka dalam komunikasi dengan orang lain.
4. Belajar tidak egois
Belajar berbagi, kita tidak hidup sendiri. Ada kalanya teman mendapat kesulitan keuangan, misalnya kiriman dari orang tua terlambat. Tidak ada salah jika membantu semampunya.
5. Berpikir panjang
Melakukan sesuatu dipikirkan bagaimana nanti risikonya. Usahakan tidak terlibat dengan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang dan sejenisnya.
Pernah, ada pesan dari orang tua untuk berhati-hati. Jangan sampai terlibat kejahatan, apalagi sampai berurusan dengan polisi. Agar tidak kesulitan nanti ketika waktunya mencari pekerjaan, terutama memperoleh Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
6. Suatu saat akan menjadi hal yang dikenang bersama
Perlu direnungkan bahwa suatu saat nanti kehidupan di asrama menjadi kenangan indah bersama. Suatu saat jika mungkin ada masaaya untuk reuni.
7. Berharap semua sukses bersama.
Kesuksesan dan keberhasilan adalah harapan semua orang. Saling membantu, saling menyemangati hingga saling mendoakan menjadi hal yang positif dalam kebersamaan.
YW, 20 September 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI