Mohon tunggu...
Yosh Widyawan
Yosh Widyawan Mohon Tunggu... Guru - 🇮🇩

☕ Sekedar penikmat rasa, kata dan makna📝

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Memaksimalkan Palang Merah Remaja di Sekolah

13 Mei 2020   23:53 Diperbarui: 14 Mei 2020   06:28 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berusaha ringankan beban orang lain yang menderita atau tak berdaya sepertinya sudah menjadi naluri kemanusiaan bagi setiap orang yang berperasaan dan berakal sehat. Perbuatan baik kepada sesama manusia juga menjadi wujud ketaqwaan kepada Tuhan.

Wilayah-wilayah di Indonesia terdapat potensi terjadinya berbagai jenis bencana alam. Dari bencana banjir, tanah longsor, gunung meletus, kekeringan,kebakaran hutan, wabah penyakit,dll.

Berbagai cara sudah diupayakan dalam menanggulangi bencana alam termasuk mencegah atau mengantisipasi serta memperkecil dampak bencana alam. Dari pemerintah, organisasi-organisasi, lembaga-lembaga terkait dan aktivis-aktivis telah menggunakan berbagai macam teknologi untuk meneliti,memprediksi dan mengantisipasi segala kemungkinan terjadinya bencana alam.

Di tengah wabah Corona saat ini, rupanya rasa kemanusiaan masih dipertanyakan. Masih ada orang yang hanya mencari keselamatan sendiri dan tidak mempedulikan orang lain.

Sebagai contoh: diawal masa pandemi sudah ada yang memborong masker, adanya penolakan atau pengusiran tenaga medis dengan alasan takut tertular, penolakan pemakaman jenazah positif Covid-19, dsb.

Palang Merah Indonesia (PMI) menjadi salah satu organisasi yang telah menunjukkan kepedulian terhadap kemanusiaan. Organisasi ini didirikan oleh Henry Dunant dalam kepalangmerahan dunia dan secara resmi dibentuk di Indonesia 17 September 1945.

Hingga saat ini cabang-cabang organisasi Palang Merah Indonesia sudah tersebar diberbagai wilayah Indonesia dan banyak berperan dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan di bidang kesehatan, sosial, donor darah dan siaga bencana.

Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di sekolah, dalam bimbingan PMI menjadi kesempatan baik untuk generasi muda belajar tentang kemanusiaan. Pengkaderan sukarelawan kemanusiaan di sekolah menjadi salah satu cara memberikan pemahaman yang baik untuk tidak hanya tahu bagaimana menolong namun juga peduli terhadap sesama manusia.

Kesan umum terhadap siswa yang menjadi kader PMR mungkin terlihat hanya sebagai petugas penolong orang pingsan di saat upacara bendera di sekolah. Sebenarnya ada banyak hal penting yang dapat dipelajari oleh siswa dari kegiatan ekstrakurikuler PMR yang berguna bagi kehidupannya.

Kader PMR diberi pelajaran-pelajaran kemanusiaan oleh PMI yang bisa menjadi bekal di kemudian hari. Dari pengetahuan tentang kesehatan bagi diri sendiri, orang lain hingga kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Diajak untuk bersahabat dengan teman satu sekolah maupun dengan teman dari sekolah lain dalam bimbingan PMI. Dilatih bagaimana menolong diri sendiri dan teknik pertolongan pertama bagi orang lain. Memperoleh pengetahuan tentang siaga bencana, seperti mengetahui berbagai macam bencana alam, bagaimana waspada terhadap kemungkinan bencana alam, bagaimana melindungi diri sendiri dan orang lain ketika bencana, bagaimana evakuasi atau mencari pertolongan,dll.

Yang utama diajarkan tentang kesukarelaan. Belajar dari para anggota PMI yang tersebar di Indonesia dengan berbagai latar belakang profesi, mereka telah banyak berbuat untuk negeri. Termasuk para relawan PMI yang bertugas di tempat-tempat kejadian bencana alam, sudah banyak menunjukkan kerelaan mereka dengan tulus menolong sesama. Bahkan tak sedikit di antara para relawan yang ikut menjadi korban bencana alam saat menolong korban. Dari pengalaman-pengalaman sukarelawan itu, dapat mengajarkan siswa bagaimana semestinya manusia sebagai makhluk sosial.

Dalam PMR diajarkan untuk menolong dengan suka dan rela. Suka ialah melakukan sesuatu dengan sadar, senang hati dan tidak terpaksa.

Sedangkan  rela, diharapkan bersedia melakukan sesuatu dengan ikhlas hati dan tidak terpaksa. Karakter kader PMR diharapkan bisa terbentuk dengan kembangkan beberapa hal, yaitu bersih, sehat, kepemimpinan, peduli, kreatif, kerjasama, bersahabat dan ceria.

Semoga semakin banyak bermunculan generasi penerus bangsa berkarakter baik, para pemimpin yang bijak dan relawan sejati di masa depan.

Semoga bermanfaat, Salam Pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun