Mohon tunggu...
Yosh Widyawan
Yosh Widyawan Mohon Tunggu... Guru - 🇮🇩

☕ Sekedar penikmat rasa, kata dan makna📝

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ketika Robusta dan Arabika Bekerja Sama

25 April 2020   22:31 Diperbarui: 25 April 2020   23:12 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar / www.pixabay.com

Suatu saat, Robusta dan Arabika  saling bertemu dan duduk bersama.

Robusta dan Arabika adalah dedengkot  jenis kopi yang selama ini saling berseteru. Di antara mereka sudah lama tercium aroma persaingan.

Robusta memiliki  kehebatan lebih mudah ditanam, lebih banyak kafein dan agak pahit. Banyak disukai warga pecinta kopi karena harga terjangkau.

Sedangkan Arabika, kadar kafein lebih rendah dari Robusta, rasanya ada manis-manisnya gitu namun harga lebih mahal, karena agak sulit ditanam. Kopi ini juga yang sering dicari warga pecinta kopi karena rasanya yang unik.

Kali ini keduanya mengalami derita dan terpaksa berunding bersama mengabaikan perbedaan. Karena mereka mengalami persoalan yang sama yaitu menghadapi "wabah Dalgona" dan akibatnya perlahan-lahan mulai kehilangan pencintanya.

Tempat-tempat berkumpul warga pecinta kopi Robusta dan Arabika, seperti cafe-cafe, warkop dan kedai kopi kini keadaannya mulai sepi. Para warga pecinta kopi mulai jarang keluar rumah dan beralih pada minuman Dalgona yang berasal dari Korea Selatan ini.

Robusta dan Arabika merasa, warga pecinta kopi sekarang telah kehilangan kemurnian rasa. Sepertinya banyak yang sudah hanyut dalam manisnya gula hingga minuman instan "sachetan" sebagai bahannya, yang berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Robusta dan Arabika menduga, Dalgona pasti menggunakan senjata kimia... Eh,,, bahan kimia. Hahaha.. :D

Setelah berunding, akhirnya Robusta dan Arabika menghasilkan kesepakatan bersama demi "meleknya" warga pecinta kopi dengan menjaga rasa kopi yang murni. Mereka bersama berjuang mengkampanyekan "Anti bahan kimia" dan kembali kepada segala sesuatu yang alami.

Bahkan memulai gerakan baru di awal penanaman kopi, termasuk tidak menggunakan pupuk kimia. Mereka sepakat dengan gerakan menggunakan pupuk kompos dari dedaunan sebagai makanan tanaman kopi dan mereka memberi nama Gerakan "Lauk daun". Hehehe.. :D

Sekian, Salam Hangat Coffeiksiana.

Sehabis Ngopi, 25 April 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun