Wah,parah... kok bisa tumpah?
Lidah yang menanti terperangah
Namun tak punya nyali tuk serapah
Kembali renungi wabah, tiada guna bersikap sampah
Berhari kopi temani naluri yang tak henti telusuri
Musabab ngeri kian hantui keriuhan insani
Tak henti ritual unjukkan pada Sang Pemberi
Lambungkan asa, masih berburu mimpi
Filisofi kopi,, mampukah ketuk hati semua
Terjaga raga dan jiwa di dunia yang sama
Rasa saja ini memang suatu masa
Tuk kendali diri pada segala goda
Kopiku tumpah? Ya, sudahlah... buat lagi!
Kamisnya Santo Yusup, 19 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H