Mohon tunggu...
Yosh Widyawan
Yosh Widyawan Mohon Tunggu... Guru - 🇮🇩

☕ Sekedar penikmat rasa, kata dan makna📝

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Sampai Menghindari Corona, Malah Bertemu Dengue!

16 Maret 2020   19:49 Diperbarui: 16 Maret 2020   19:45 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih seputar Corona lagi, setelah tulisan "Refleksi dari Kengerian Corona". Tangan penulis merasa gatal untuk menuliskan hal ini lagi setelah mengetahui perkembangan beritanya. 

Sempat ingin membuat judul plesetan, "Tega nian, kau Rona (Corona)" untuk sekedar menghibur pembaca, tapi rasanya tidak sampai hati. Ini jelas persoalan serius, tidak bisa dibuat bercanda, disepelekan atau sembrono menanggapinya.

Sikap penuh kehati-hatian dan waspada memang sangat diperlukan saat sekarang ini. Beberapa langkah yang diambil oleh pemerintah dari pusat maupun daerah memang sebaiknya diikuti sebaik-baiknya dengan penuh kesadaran. Sudah banyak berita di media massa hingga media sosial yang menyebarkan anjuran-anjuran pemerintah yang pasti sudah melalui banyak pertimbangan.

Di media sosial juga bertebaran pesan berbunyi analisa-analisa terkait kebijakan meliburkan anak sekolah selama 14 hari di beberapa daerah. Banyak yang mengingatkan untuk benar-benar mengikuti anjuran untuk menghindari keramaian dan tetap berhati-hati terhadap penyebaran virus Corona. Karena akan jauh dari kata efektif bahkan berbahaya, jika kebijakan meliburkan anak sekolah justru disalahgunakan untuk berlibur.

Sekolah-sekolah pun sudah banyak yang mengupayakan para peserta didiknya untuk tetap tinggal di rumah dengan salah satunya memberi tugas online. 

Tugas terjadwal yang bisa dikerjakan para peserta didik di rumah dan bisa diakses melalui gawai atau laptop yang tersambung jaringan internet. Kegiatan ini semestinya juga didukung dan dipantau oleh para orang tua agar berjalan seperti yang diharapkan.

Di sisi lain ada persoalan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mengintai. Penulis punya pengalaman pernah terkena demam berdarah hingga 2 kali, saat kelas 2 SD dan kelas 2 SMP. 

Terkena demam berdarah waktu SMP hingga mengalami mimisan, tapi syukurlah akhirnya bisa sembuh. Lumayan membekas dan mengharapkan hal itu tidak terjadi kepada siapapun, ditambah lagi pernah ada teman yang meninggal karena demam berdarah.

Dari beberapa sumber, nyamuk Demam Berdarah Dengue menggigit pada pagi hingga siang hari. Terkait anak-anak sekolah yang belajar di rumah, hendaknya perlu mendapat perhatian juga. 

Kebersihan lingkungan rumah dan pemberantasan sarang nyamuk perlu diperhatikan untuk menjaga kemungkinan adanya nyamuk DBD. Dari tempat-tempat yang terdapat genangan air, hal-hal lain yang sering disukai nyamuk.

Dalam menghadapi wabah Corona dan DBD ini, lagi-lagi kembali kepada perilaku hidup bersih dan sehat. Memang harus terus dikampanyekan, kalau perlu para Kompasianer juga menulis tentang tema serupa dengan caranya masing-masing. Gerakan bersama, ya memang bertujuan agar pada akhirnya menjadi kesadaran kita bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun