Mohon tunggu...
Yoseph Seda
Yoseph Seda Mohon Tunggu... Penulis - Alumnus Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nasib Ojol di Tengah Pandemi Corona

23 April 2020   04:47 Diperbarui: 23 April 2020   04:40 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Pengemudi Gojek di Yogyakarta (Dedi,46 tahun). Sumber | Yoseph Seda

Kebijakan pemerintah ini juga berimbas pada pedagang yang memiliki usaha warung makan dan restoran yang bekerjasama dengan ojek online yang ikut menutup usahannya karena berbagai alasan, entah alasan takut akan virus corona atau ingin mematuhi anjuran dari pemerintah. 

Penutupan warung makan dan restoran ini berimbas kepada  masyarakat yang sebelumnya sering menggunakan aplikasi pesan antar makanan dan minuman pun tidak mudah menemukan variasi pilihan warung makan yang diinginkannya. Akibatnya aplikasi layanan ini juga mulai sepi dari customer atau pelanggan.

Berdasarkan wawancara singkat dengan pengemudi ojek online grab dan gojek di Yogyakarta tanggal 21 april 2020 mereka menceritakan kondisi saat ini. Dari segi layanan antar penumpang sebelum merebaknya virus corona (covid-19) jumlah  penumpangnya cukup banyak sekitar 19-20 orang/customer perhari, tetapi saat ini customer yang didapat tidak lebih dari 5-6 orang per hari.

Beliau juga menambakan bahwa semakin hari jumlah penumpang  layanan grab semakin sedikit. Hal ini bukan hanya terjadi pada pengguna layanan grab antar penumpang tapi juga pada layanan grabfood atau jasa pesan-antar makanan yang mengalami penurunan yakni sekitar 5-6 orderan perhari tutur Nanda Octavianto (29 tahun, pengemudi Grab).

Beliau juga menegaskan sebelum wabah corona biasanya ada 10-11 orderan grabfood tapi pelanggan saat ini semakin menurun setiap harinya akibat wabah virus corona.

Hal ini juga dirasakan oleh Bapak Dedi (46 tahun, pengemudi Gojek), yang mengatakan bahwa penurunan jumlah orderah gofood terjadi karena tidak ada promo yang jelas seperti yang ada pada aplikasi pesaingnya yaitu grabfood. Adanya berbagai promo saat ini akan membantu driver lebih mudah untuk mendapatkan customer.

Sebelum wabah corona, biasanya beliau mendapatkan 20 trip penumpang dalam satu hari. Sedangkan saat ini terkadang beliau tidak mendapatkan orderan sama sekali dalam sehari.

Beliau juga menambahkan bahwa saat ini banyak kampus dan instansi pemerintah yang libur sehingga sulit untuk mendapatkan penumpang. Pendapatan dalam satu hari pun ikut berkurang yang awalnya bisa mendapatkan Rp 200.000 per hari menjadi Rp 50.000 per hari.

Banyak gejala sosial yang terjadi dilingkungan masyarakat Indonesia sejak dilanda pandemi corona. Kebutuhan dan ketergantungan sebagian masyarakat terhadap ojek online saat ini boleh dikatakan masih ada walaupun permintaan semakin menurun.

Bagi masyarakat yang masih bekerja diluar rumah, mereka masih membutuhkan ojek online dalam beraktifitas. Sehingga disaat pihak perusahaan ojek online memilih menghapus layanan antar penumpang beberapa saat lalu, sebagian masyarakat Indonesia menyuarakan kegelisahannya karena ojek online dinilai sebagai alat transportasi yang mereka gunakan setiap hari untuk beraktifitas.

Kegelisahan mereka akhirnya didengar oleh pemerintah sehingga layanan antar penumpang kembali digunakan walaupun masih ada beberapa aturan yang harus ditaati baik pengemudi maupun penumpang. Berbagai kemudahan pun diberikan kepada pengemudi ojek online salah satunya adalah memberikan diskon bahan bakar minyak bagi ojek online melalui pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun