Mohon tunggu...
Yoseph Seda
Yoseph Seda Mohon Tunggu... Penulis - Alumnus Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Virus Corona dan Eksistensi Budaya Lokal

16 April 2020   18:45 Diperbarui: 16 April 2020   20:40 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ritus adat menjadi salah satu alternatif atas kekwatiran terhadap virus yang mengganggu warga Desa Korobhera dimana para tokoh adat berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat dan tokoh agama untuk menggelar ritual adat. 

Salah satunya ritual yang dilakukan oleh masyarakat Desa Korobhera di Kecamatan Mego Kabupaten Sikka Propinsi NTT. Ritus adat menolak bala dan penyakit sudah sering dilakukan di desa ini. 

Ritual adat dengan sebutan bahasa setempat yakni joka segu ngawu re’e atau menolak sakit penyakit. Seremoni dilakukan di kuwu si’e yang dipercaya sebagai tempat pembuangan sakit penyakit. Sebanyak 8 orang tertua adat yang disebut atalaki duduk melingkar di depan pintu masuk. 

Ritual adat dilakukan untuk meminta kehadiran arwah para leluhur dan menyampaikan ujud ritual setelah itu dilanjutkan dengan memberi makan dan minum kepada arwah. 

Ritual ini dimaksudkan agar virus corona tidak masuk dan dikeluarkan dari wilayah Indonesia secara umum agar tidak mengggangu kehudupan manusia.

Fenomena Covid-19 tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap Tuhan serta arwah para leluhur merupakan sebuah fenomena sosial yang ada baik pada masyarakat mekanik yang identik dengan masyarakat tradisional maupun masyarakat organik yang identik dengan masyarakat modren. 

Karenanya hampir sebagian besar masyarakat percaya bahwa tradisi ritual mengandung beberapa pesan tertentu, baik nilai budaya maupun agama yang berguna bagi masyarakat luas. 

Tradisi ritual tersebut juga dimaknai sebagai simbol komunikasi sekaligus penghormatan manusia secara kolektif terhadap Tuhan dan para arwah leluhur yang dipandang memiliki kekuatan luar biasa dan dapat menjamin keberlangsungan dan keharmonisan hidup masyarakat. 

Dengan kata lain ritual-ritual tradisi dimaknai sebagai bujukan manusia kepada Tuhan atau arwah para leluhur agar dapat memberikan perlindungan, keselamatan, sekaligus juga berkah kepada masyarakat setempat untuk mewujudkan harapan dan keinginan mereka atas kondisi yang tidak menentu tersebut.

Proses ritual adat mengusir corona di Desa Korobhera Kecamatan Mego, Senin (30/3) Sumber : Suara Sikka
Proses ritual adat mengusir corona di Desa Korobhera Kecamatan Mego, Senin (30/3) Sumber : Suara Sikka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun