Pagi itu tak selalu indah
Sinar matahari pagi hangat menyapa
Kadang gerimis kecil meresahkan
Tiba-tiba bisa hujan tak tertahankan
Begitu juga pagiku,
Kadang aku bahagia,
kadang aku sendu,
Kadang aku menangis tersedu.
Karena ulahku, ibuku, ayahku,"budhe"ku, atau hal lain tak tentu.
Meski setiap manusia mencoba memulai hari dengan indah dan bahagia, tapi hari punya cerita masing-masing.
Tapi aku, ibuku, ayahku dan semua kami tak pernah berhenti belajar untuk mengindahkan setiap pagi.
Meski kenyataan tak selalu sama dengan rencana, setidaknya  kami juga berusaha meski masih berakhir tangis dan marahku dalam pagi yang beradu waktu.
Dan, cerita pagimu mungkin bisa sama
Diantara banyak hari,
Satu, dua, tiga ada sendu bahkan lara hati.
Guru juga manusia !
Tapi, bolehkah aku bertanya?
Bagaimana bisa tiap pagi ku indah oleh ramahmu?
Kau sambut kami di kelas dengan kehangatanmu,
Kau siapkan kami menerima hal baru yaitu ILMU.
Senyum teduhmu menepikan sisa-sisa kelu
Dan membuat hariku menjadi menggebu
Guruku,
Kelak, jika aku telah dewasa seusiamu
Dan cerita hidupku semakin lengkap,aku tidak akan melupakan kisah ini.
Kisah disaat pagimu tak selalu indah, tapi senyummu selalu merekah.
Pasti sungguh tak mudah.
Doa ku sederhana,Â
Kumintakan kepadaNYA untuk banyak-banyak kebahagiaanmu
Kuserukan kepadaNYA untuk penuh-penuhnya tangki syukurmu
Kumohonkan kepadaNYA untuk sehat-sehatnya ragamu
Agar saat aku seusiamu kini, aku masih dapat memelukmu dengan bangga dan congkak.
Pak Guru, Bu Guru
Ini aku, muridmu.
Semoga engkau Bangga kepadaku.
Tunggulah aku, sampai saat itu.
Catatan dalam sebuah perjalanan pagi, rombongan guru dalam perjalanan dinas, dan ingin saja menuliskan ini.
30 April 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H