Mohon tunggu...
Yosephine Yoga
Yosephine Yoga Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Visual yang Bercerita, Bagaimana Bisa?

26 April 2019   07:03 Diperbarui: 26 April 2019   07:07 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan sehari-hari kita dikelilingi oleh visual komunikasi. Visual komunikasi dapat tercetak atau digital. Sebuah visual dapat menceritakan suatu pesan yang akan disampaikan apabila visual tersebut mengandung sebuh komponen penting. Sebelum menafsirkan pesan dari sebuah visual, hal yang paling penting adalah membuah visual itu menarik. 

Menarik dalam arti visual yang baik sehingga orang tertarik untuk membacanya. Apabila dari visual saja sudah tidak menarik, maka pesan yang akan disampaikan tidak akan sampai ke sasaran. Lalu bagaimana caranya ? zaman digital maka semua serba digital dan memanfaatkan kemajuan teknologi. buatlah visual itu dengan menambahkan unsur multimedia seprti grafik, tulisan, foto dan lain sebagainya. 

Kemudian visual ini menjadi efektif bila orang bisa mengingat visual setelah melihatnya. Seperti halnya bila kita melihat warna biru merah kuning pasti langsung terpikir indomaret. Visual harus berkonsep. 

Artinya, tidak sembarang orang membuat visual untuk menyalurkan pesan dan ide begitu saja, haruslah menggunakan konsep agar nantinya orang yang melihat dapat tertarik untuk respond an yakin dengan apa yang disampaikan.

Dengan adanya visual komunikasi menciptakan visual storytelling yang berarti visual tersebut dianggap efektif dalam menyampaikan cerita dan pesan yang diinginkan oleh pembuat. Tujuan adanya visual storytelling adalah untuk mneyederhanakan informasi yang kompleks menjadi informasi yang singkat nan lengkap. 

Dengan adanya informasi yang telah dikemas menjadi visual storytelling bukan berarti berjalan mulus tepat sasarab, visual storytelling dapat dikatakan gagal atau tidak berjalan saat orang yang dituju tidak menerima pesannya atau tidak paham pada informasi yang diberikan, kemudian orang yang dituju tidak merasa nyaman dengan adanya visual storytelling ini sehingga memutuskan untuk tidak melihat yang terakhir saat komunikator menggunakan teknologi yang salah atau tidak tepat sehingga pesan tidak tersampaikan. 

Sehingga dalam eksekusinya, penggunaan visual storytelling harus dijalankan sesuai dengan target yang akan dituju dan pengelolaan informasi yang berguna bagi pembaca dan anti hoax.

Daftar Pustaka

Kiefer, Brian, Molly Porter. THE POWER OF VISUAL STORYTELLING "How to Create Compelling Visual Stories".
What is Visual Communication?
Effective & Visual Storytelling

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun