Mohon tunggu...
Yosephine Anabel Nathania
Yosephine Anabel Nathania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Tengah menempuh S-1 Ilmu Kelautan di Universitas Brawijaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Mahasiswa Unggul yang Berani Aktif Menyukseskan SDGs 2015-2030

16 Desember 2021   18:12 Diperbarui: 16 Desember 2021   18:20 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

oleh: Yosephine Anabel Nathania Viera Subroto

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TBS) atau Sustainable Development Goals (SDGs), demikian namanya terucap di kalangan publik. Agenda ini bertujuan untuk menjaga angka peningkatan kesejahteraaan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan antar generasi. SDGs merupakan agenda lanjutan dari program Millennium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Milenium yang dirancang bersama-sama oleh negara delegasi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015 sebagai dasar ambisi pembangunan bersama hingga 2030.

SDGs ini berisikan 17 target dari 169 total target yang secara resmi disetujui oleh 193 negara yang tergabung dalam PBB pada Agustus 2015. Agenda utamanya meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan, termasuk memberantas tingkat kemiskinan dan kelaparan, perbaikan taraf pendidikan, pembangunan kota, serta perbaikan kesehatan bagi masyarakat.

Tujuh belas Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

  1. Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk dimanapun / No Poverty.
    • Kemiskinan bukanlah hal asing dikarenakan setiap negara memiliki permasalahan utama dalam memberantas tingkat kemiskinan warga negaranya. Target dalam tujuan yang pertama ialah menuntaskan kemiskinan demi mensejahterakan penduduknya, setidaknya separuh dari jumlah penduduk miskin (laki-laki, perempuan, dan anak dari beragam usia) berdasarkan defisini nasional. Untuk mewujudkannya, diperlukan adanya kerangka kerja pada tingkat nasional, regional, dan internasional sehingga mempercepat angka investasi dalam aksi pemberantasan kemiskinan. Juga, diperlukan jaminan dimana seluruh penduduk menengah kebawah terjamin haknya, setara dalam mengakses seluruh sumber ekonomi, kepemilikan, akses lahan, dan akses teknologi.
  2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik dan mendukung pertanian berkelanjutan / Zero Hunger.
    • Kekurangan bahan pangan diketahui menjadi masalah nasional suatu negara, sehingga perlu ada penggalakan di bidang pertanian dan ketahanan pangan guna memperbaiki nutrisi / gizi yang didapatkan oleh penduduk suatu negara. Selain itu, seluruh rakyat (khusunya yang miskin) mampu mendapatkan akses pangan berkecukupan sepanjang waktu dan mengakhiri berbagai bentu malnutrisi atau ketidakseimbangan kadar nutrisi dalam tubuh, terutama untuk para remaja putri, anak balita yang ditelantarkan, ibu hamil dan menyusui, serta manula. Guna mencapai hal itu, perlu dicegahnya pembatasan perdagangan dan distorsi dalam pasar agrikultur dunia sesuai dengan mandate Putaran Pembangunan Doha.
  3. Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia / Good Health and Well-Being.
    • Kesehatan warga negara yang kian memburuk juga menjadi isu nasional yang perlu diselesaikan dan perlu digalakkan gaya hidup sehat demi mendukung kesejahteraan serta kesehatan untuk semua usia. Mengurangi sepertiga dari kematian dini yang disebabkan oleh penyakit tidak menular, melalui tindakan pencegahan dan pengobatan serta menaikkan kesehatan mental dan kesejahteraan. Salah satu cara yang mampu mendukung tujuan tersebut ialah mendukung riset dan pengembangan dari vaksin dan obat-obatan untuk penyakit menulat dan tidak menular, yang secara khusus mempengaruhi negara-negara berkembang, menyediakan akses terhadap obat-obatan dasar dan vaksin yang terjangkau.
  4. Memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, juga mendukung kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang / Quality Education.
    • Tidak seluruh lapisan masyarakat mendapatkan pendidikan yang sejajar, dimana beberapa orang memilih tidak bersekolah dikarenakan keterbatasan ekonomi atau beragam kendala lainnya. Padahal, pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan benih-benih berprestasi yang nantinya membantu proses peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dalam SDGs ini, bertujuan pada tahun 2030 bisa dipastikan bahwa seluruh anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan primer dan sekunder yang gratis, setara dan berkualitas, yang mengarah pada hasil belajar yang relevan dan efektif hingga taraf universitas.
  5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan / Gender Equality.
    • Isu rasis / perbedaan berdasarkan gender, dimana stigma yang berkembang di masyarakat adalah wanita makhluk lemah yang tidak pantas untuk berkembang dan mendapatkan kehidupan yang setara dengan laki-laki menjadi batu sandungan dalam memajukan bangsa. Jika bangsa kita masih memikirkan ketidaksetaraan tersebut, maka negara belum siap untuk berkembang. Dengan memperjuangkan kesetaraan gender dapat memperkuat kemampuan negara untuk berkembang pesat, memerintah dengan efektif, dan mengentaskan kemiskinan. Hal ini didukung dengan melakukan reformasi untuk memberikan hak yang sama bagi perempuan terhadap sumber-sumber ekonomi dan juga akses terhadap kepemilikan dan kontrol terhadap tanah dan bentuk property lainnya pelayanan finansial, warisan dan sumber daya alam, sesuai dengan hukum nasional.
  6. Memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua / Clean Water and Sanitation.
    • Bank Dunia pada tahun 2014 merilis data bahwa masih ada 780 juta orang yang tidak punya akses air bersih di dunia ini dan lebih dari 2 miliar penduduk bumi tak punya akses sanitasi. Air yang tidak bersih menjadi sarang kuman dan menjadi media penularan penyakit yang bisa saja membahayakan nyawa penduduk sekitar. Dengan menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi untuk seluruh lapisan masyarakat, artinya kita mendukung peningkatan kualitas hidup manusia yang lebih baik. Tujuan ini bisa tercapai jika negara mau memperbanyak kerjasama internasional dan dukungan pengembangan kapasitas kepada negara-negara berkembang dalam aktivitas dan program terkait air dan sanitasi, termasuk water harvesting, desalinasi, efisiensi air, pengolahan air limbah, teknologi daur ulang dan penggunaan ulang
  7. Memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan, dan modern bagi semua / Affordable and Clean Energy.
    • Beragam negara pelosok yang kurang terjamah pembangunan infrastruktur, terisolasi, dan belum memiliki listrik menyebabkan seluruh kegiatan kehidupan terhambat, karena ketiga hal tersebut adalah elemen utama dalam meningkatkan pembangunan dan kemajuan suatu negara. Sehingga perlu adanya penambahan infrastruktur dan peningkatkan mutu teknologi untuk supply pelayanan energi modern dan berkelanjutan untuk semua negara berkembang, khususnya di negara-negara kurang berkembang, negara berkembang kepulauan kecil, dan negara berkembang terkungkung daratan, sesuai dengan bantuan program masing-masing.
  8. Mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua / Decent Work and Economy Growth.
    • Untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi, maka pekerjaan yang layak dan lingkungan kerja yang sehat harus dijamin agar investasi dan konsumsi terus berjalan. Langkah substansial yang bisa diambil ialah mengurangi proporsi usia muda yang tidak bekerja, tidak berpendidikan atau terlatih dan menjadikan mereka sebagai Sumber Daya Manusia terampil. Yang paling penting ialah mellindungi hak-hak pekerja dan mendukung lingkungan kerja yang aman bagi seluruh pekerja, khususnya bagi perempuan buruh migran, dan pekerja dalam situasi genting
  9. Membangun infrastruktur yang tangguh, mendukung industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan dan membantu perkembangan inovasi / Industry, Inovations, and Infrastructure.
    • Lebih dari 4 miliar orang belum memiliki akses internet dan 90 persen di antaranya berasal dari negara-negara berkembang. Diperlukan pembangunan infrastruktur dan kelengkapan negara lainnya yang kuat agar dapat berkelanjutan, dengan ditambahkan efisiensi penggunaan sumber daya dan mengadopsi teknologi bersih dan ramah lingkungan dan proses industrial, dimana semua negara melakukan aksi ini disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Secara signifikan, meningkatkan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi dan berupaya untuk menyediakan akses yang universal dan terjangkau terhadap internet di negara-negara kurang berkembang.
  10. Mengurangi Ketimpangan di dalam dan antar Negara /Reduce Inequality
    • Mengurangi kesenjangan ekonomi, antara golongan menengah keatas dengan golongan menengah kebawah (miskin). Ironisnya, kesenjangan pendapatan terus berjalan seiring berjalannya waktu, dimana 10 persen orang-orang terkaya menguasai 40 persen dari total pendapatan global, sedangkan 10 persen orang-orang termiskin hanya mendapat antara 2 sampai 7 persen dari total pendapatan global. Hal ini harus secepatnya diatasi, supaya meratakan taraf kesejahteraan bagi segenap masyarakatnya dengan cara memberdayakan dan mendorong penyertaan sosial, ekonomi dan politik bagi semua, tanpa melihat usia, jenis kelamin, disabilitas, bangsa, suku, asal, kelompok etnis, agama atau ekonomi atau status lainnya.
  11. Membangun kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan / Sustainable Cities and Communities.
    • Tujuan dari agenda ini adalah menciptakan wilayah perkotaan yang inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan, serta memastikan akses terhadap perumahan dan pelayanan dasar yang layak, aman dan terjangkau bagi semua dan meningkatkan mutu pemukiman kumuh. Dengan demikian, kesenjangan sosial bisa semakin menghilang perlahan-lahan dan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat sekitar.
  12. Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan / Responsible Consumption and Production.
    • Tujuan dari agenda ini adalah meraih manajemen ramah lingkungan dari bahan kimia dan limbah lainnya sepanjang siklus hidupnya, sesuai dengan kerangka kerja internasional yang telah disepakati, dan secara signifikan mengurangi pelepasan bahan-bahan tersebut ke udara, air dan tanah dalam rangka meminimalisir dampak buruk bahan tersebut terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Secara substansial mengurangi produksi limbah melalui tindakan pencegahan, pengurangan, daur ulang dan penggunaan kembali.
  13. Mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya / Climate Action.
    • Iklim akan terus berubah dan pemanasan global yang kian memburuk jika tidak segera ditangani akan menimbulkan dampak yang lebih besar, bahkan menimbulkan kematian bagi beberapa hewan, bahkan manusia yang tidak mampu pada suhu ekstrem / terlalu panas. Menguatkan daya tahan dan kapasitas adaptasi terhadap bahaya hal-hal yang berkaitan dengan iklim dan bencana alam di semua negara merupakan salah satu cara yang bisa diambil. Tidak memungkiri suhu bumi yang terus meningkat bisa menimbulkan kekeringan. Makhluk hidup yang memerlukan air untuk minum, cenderung menjadi dehidrasi dikarenakan kadar air menipis di bumi. Perlunya diambil tindakan supaya hal tersebut tidak terjadi.
  14. Mengkonservasi dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut, samudra dan maritim untuk pembangunan yang berkelanjutan / Life Below Water.
    • Perburuan dan pencemaran berlebihan terhadap ekosistem laut akibat aktivitas manusia membuat kehidupan laut semakin rusak. Sudah seharusnya kita sebagai manusia menjaga kelestarian ekosistem laut agar tidak terancam punah dan secara signifikan mengurangi segala jenis polusi kelautan, terutama dari aktivitas daratan, termasuk serpihan sisa barang laut dan dan polusi bahan makanan. Untuk melindungi ekosistem laut dan pesisir bisa dengan cara memperkuat daya tahannya, serta melakukan aksi restorasi agar dapat mencapai kelautan yang sehat dan produktif. Kepunahan hewan di habitatnya merusak rantai kehidupan dan menimbulkan ketimpangan antar makhluk hidup di alam. Tindakan tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa hewan-hewan akan mencari sumber makanan di dunia manusia (contohnya singa masuk ke kawasan pemukiman warga guna mencari makan).
  15. Melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi (penggurunan), dan menghambat dan membalikkan degradasi tanah dan menghambat hilangnya keanekaragaman hayati / Life On Land.
    • Mengelola hutan secara berkelanjutan, merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati juga jadi tujuan utama dalam agenda SDGs ke-15 ini. Mendukung pengimplementasian manajemen yang berkelanjutan untuk semua tipe hutan, menghambat deforestasi, merestorasi hutan terdegradasi dan secara substansial meningkatkan aforestasi dan reforestasi secara global, serta memerangi desertifikasi, merestorasi lahan dan tanah terdegradasi, termasuk lahan yang kena dampak desertifikasi, kekeringan, kebanjiran, dan berupaya unutk mencapai dunia yang terdegradasi secara netral menjadi langkah yang diambil oleh Pemerintah guna menyukseskan tercapainya tujuan SDGs.
  16. Mendukung masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua dan membangun institusi-institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua level / Peace, Justice, and Strong Institution.
    • Pada dasarnya, mendukung pengurangan segala macam bentuk kekerasan dan angka kematian terkait dimanapun, kapanpun, dengan alasan apapun, juga mengakhiri pelecehan, eksploitasi, perdagangan dan segala macem bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak. Untuk mendukung proses keadilan bagi seluruh lapisan masyrakat, ada baiknya kita mendukung segenap perangkat hukum yang bertindak di tingkat nasional dan internasional guna mendukung serta mendorong hukum dan kebijakan non-diskriminatif untuk pembangunan berkelanjutan.
  17. Menguatkan ukuran implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan yang berkelanjutan / Partnership for The Goals.
    • Menghidupkan kembali kemitraan global dalam taraf nasional maupun internasional guna mendukung pembangunan berkelanjutan. Selain itu, juga menguatkan mobilisasi sumber daya domestik, termasuk melalui bantuan internasional kepada negara-negara berkembang, untuk meningkatkan kapasitas domestik dalam hal pajak dan pengumpulan pendapatan lainnya. Bagi negara-negara maju akan mengimplementasikan secara penuh komitmen ODA mereka, termasuk komitmen yang dibuat oleh banyak negara maju untuk mencapai target 0,7 persen dari ODA/GNI bagi negara-negara berkembang dan 0,15 -- 0,20 persen dari ODA/GNI bagi negara-negara kurang berkembang; pemberi ODA didorong untuk mempertimbangkan penetapan target untuk dapat memberikan setidaknya 0,20 persen dari ODA/GNI kepada negara-negara kurang berkembang.

Peran Generasi Muda Guna Kelancaran SDGs

Masa-masa bangku kuliah melahirkan sejarah dan pemimpin-pemimpin negeri.

Indonesia merupakan negara dengan peringkat 4 sebagai penduduk terbanyak di dunia, dimana jumlah penduduknya mencapai 267 juta jiwa (data Badan Statistik Nasional). Dari jumlah tersebut, diperkirakan sekitar 68,7% dari total penduduk Indonesia (sekitar 183,36 juta jiwa) adalah usia produktif dengan rentan usia 15-64 tahun, termasuk mahasiswa. Mahasiswa sebagai pilar kemanjuan bangsa hendaknya berpartisipasi aktif dalam menerapkan agenda SGDs ini. Diperlukan mahasiswa berbibit unggul, berprestasi yang berani memulai langkah perubahan / menjadi agent of change di Indonesia. Semakin baik kualitas generasi muda suatu bangsa, semakin menunjukan kemajuan bangsa tersebut.

Lantas, kenapa generasi muda, terlebih mahasiswa harus berpartisipasi dalam mewujudkan TPB/SDGs? Pertama ialah mampu berpikir kreatif sehingga mampu menciptakan inovasi-inovasi baru dalam kehidupan yang mampu mendukung kemajuan infrastruktur dan kehidupan negara kita. Misalkan sedotan stainless steel yang diciptakan guna mengurangi penggunaan sedotan plastik, pembungkus makanan berbahan dasar gula sehingga mudah dihancurkan daripada pembungkus makanan yang terbuat dari styrofoam. Kedua, generasi muda ialah mereka yang memahami perkembangan teknologi dari waktu ke waktu, bahkan ada yang menciptakan teknologi baru yang menarik. Hal itulah yang menyebabkan generasi muda bisa memanfaatkan teknologi yang ada guna memajukan kehidupan sehari-hari. Ketiga ialah disinyalir memiliki kepekaan sosial yang tinggi (terutama terhadap kesusahan orang-orang disekitarnya) dan dan kepedulian pada lingkungan alam. Diharapkan kualitas manusia maupun alam menjadi lebih baik dari sebelumnya berkat dari inovasi baru yang diciptakan.

Mahasiswa harus mampu menjadi "agen percepatan" perwujudan SDGs yang dapat menyentuh langsung lingkungan disekitarnya. Langkah kecil pertama yang bisa kita ambil selaku mahasiswa dalam mendukung berjalannya SDGs adalah memberikan penyuluhan memberi pemahaman mengenai tujuan SDGs kepada orang-orang di sekitarnya. Hampir 50% penduduk Indonesia belum terjamah teknologi, sehingga sulit bagi mereka untuk memahami perubahan zaman dan apa yang sudah terjadi di dunia luar, sehingga kita sebagi generasi muda paham teknologi, bisa menyebarkan apa yang kita tahu mengenai SDGs kepada mereka. Namun, tidak perlu kita tinjau dari skala nasional karena pemahaman mengenai tujuan SDGs ini bisa diberikan kepada orang-orang di lingkungan terkecil kita, mulai dari keluarga, lingkungan kampus (pertemanan, kelompok belajar, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), maupun organisasi kepemudaan di lingkungan rumah. Memulai mensosialisasikan dan membangun kesadaran di lingkungan terdekatnya sampai pada akhirnya dapat mempengaruhi lingkungan yang lebih besar.

Langkah kedua adalah membiasakan kegiatan membaca/literatur karena buku adalah jendela. Semakin banyak buku yang dibaca bisa memperluas ilmu yang kita miliki dan mampu digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Demi mencapai tujuan tersebut, pemerintah meresmikan 23 April sebagai hari membaca nasional. Yang membuat Indonesia negara yang sulit berkembang dikarenakan minat baca warga negaranya tergolong rendah, dimana berdasarkan data UNESCO (2021) hanya 0,001 persen. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca dari total populasi penduduk. Kebanyakan dari mereka cenderung berbicara kosong tanpa memperhatikan kebenaran yang diujarkannya (terutama di media sosial). Oleh sebab itu, ada baiknya generasi muda mempromosikan gerakan membaca, terlebih membaca dari literatur yang berkaitan dengan SDGs tadi karena literasi adalah kunci dalam meningkatkan kemampuan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun