Saat gelaran GIIAS 2019, ada satu kendaraan mungil dan imut-imut yang lagi asik nangkring di atas "radio" raksasa di booth Renault. Apalagi kalo bukan Renault Twizy.Â
Sepintas, Renault Twizy ini memang tampak seperti mobil, tetapi sebenarnya di luar negeri sana ini tergolong dalam kategori Heavy quadricycles, atau sepeda motor roda empat.
Dimensi Twizy Mungil-Fungsional
Pertama kita bahas dimensi. Tak berlebihan jika kami memanggilnya imut, karena dimensi panjangnya hanya 2.338 mm, lebar 1.381 mm dan tinggi 1.458 mm.Â
Meskipun dimensi lebar kurang dari satu bentangan tangan orang dewasa, mobil ini bisa mengangkut 2 orang lho, tetapi dengan posisi depan dan belakang. Persis posisi sepeda motor.
Bisa juga digunakan untuk Bapak-bapak belanja ke pasar, volume bagian belakang cukup kok untuk belanja kebutuhan harian atau mingguan. Dan lagi, bagi sedulur otonas sik kangelan markirke mobil, Twizy ini adalah solusinya.Â
Kesimpulannya, dimensinya sangat fungsional, sangat bisa diandalkan untuk mobilitas sehari-hari.
Desain Twizy Anti-Mainstream
Selain dimensi yang kecil namun fungsional, Desain si mungil Twizy ini memang sangat menarik dan futuristik, benar-benar beda dengan kendaraan yang biasa ngaspal di jalan Indonesia.
Itulah kenapa booth Renault sangat ramai pengunjung, khususnya stage Renault Twizy. Orang-orang terpikat untuk mendekat, mengobati rasa penasaran atas keunikan bentuk dan rupa Twizy.
Kemudian bagian bumper tampak sangat menonjol, dapat berfungsi sebagai perisai awal saat terjadi tabrakan, lumayan untuk menjaga keamanan pengemudi ketika terjadi tumbukan.Â
Selain itu, rangka jenis tubular yang menjadi balungan Twizzy ini diyakini bisa melindungi pengendara saat terjadi benturan.
Kesan futuristik akan semakin kuat jika kita melihatnya dari arah samping, lalu bergeser ke belakang. Mulai dari lekukan bentuk pilar, desain pintu model gunting, sangat apik.Â
Sayangnya, pintunya ini gak pake kaca. Jargon beli mobil biar gak kepanasan dan keujanan, gak berlaku untuk Twizy ini. Eh, ini kan memang bukan mobil. Cuaca terik ya kepanasan, ujan ya kebasahan.
Jika itu bukan masalah besar bagi Anda, karena masih memiliki mobil yang lain, maka Twizy ini layak untuk diperhitungkan.Â
Terutama bagi Anda yang senang menjadi pusat perhatian, Twizy ini sangat bisa diandalkan untuk itu.Â
Jika kita tarik garis desain dari depan hingga belakang, desain si mungil Twizy ini penuh dengan sentuhan desain futuristik yang begitu anti-mainstream.
Mesin Mengandalkan Motor Listrik Ramah Lingkungan
Selanjutnya kita bahan mesin penggeraknya. Twizy dibekali motor listrik yang menghasilkan tenaga 17 brake horse power (bhp) (atau pada roda setara 11 daya kuda) dengan torsi 57 Nm.Â
Kecepatan maksimal dibatasi "hanya" 80 km/jam, tentunya untuk alasan keamanan. Meski dibatasi, yakinlah kecepatan 80 Km/jam sudah lebih dari cukup untuk lalu lintas perkotaan.
Sumber listrik tersimpan dalam baterai lithium-ion 6,1 kWh yang berada di bawah jok depan. Untuk mengisi full baterai tersebut, dibutuhkan waktu charging sekitar 3,5 jam.Â
Menariknya, untuk proses charging bisa menggunakan jaringan listrik rumahan tanpa perlu adaptor. Colokanya ada di bagian tengah bumper depan. Jika sudah penuh, maka dapat digunakan untuk perjalanan maksimal sekitar 100km.
Jika untuk pekerja kantor malah lebih gampang, baterai bisa dicas di kantor sembari anda bekerja. Eh tapi, boleh gak ya numpang nge-charge mobil di kantor?
Interior Twizy
Jangan berharap banyak dengan fitur interior, tapi fitur yang sedikit ini cukup bisa diandalkan untuk kemudahan operasional. Yaaa interiornya biasa saja sih, simpel dan fungsional. Roda kemudi biasa seperti mobil pada umumnya, eh ini kan sepeda motor roda empat? Tapi pakai setir bunder, menarik.Â
Menariknya lagi, roda kemudi ini sudah dilengkapi keamanan standar, yaitu airbag. Pada roda kemudi ditancapkan klakson pada sisi kiri dan wiper pada sisi kanan. Tepat di depan kemudi, ada MID speedometer digital.
Sebenarnya mekanisme tombol ini memang mudah diaplikasikan untuk penggerak motor listrik, apalagi untuk kendaraan yang hanya butuh kontrol maju dan mundur.
Harga
Dengan keunikan desain atau tampilan, kemudian motor listrik sebagai penggerak yang dapat di-charge dengan mudah di rumah, kendaraan mungil ini sudah pernah dilepas Renault Indonesia dengan harga Rp 390jt. Biasa aja, gak usah kaget ya.
Salah satu hal yang membuatnya mahal adalah karena impor utuh. Jika diproduksi di Indonesia, tampaknya harga akan lebih murah.Â
Tentu bisa semakin murah lagi jika menikmati efek dari Peraturan Presiden No 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Sebagai contoh, di Korea, Twizy produksi Korea hanya dibandrol dengan harga 13,3juta - 14,3 juta, atau pada kisaran Rp 160 juta hingga Rp 170 juta. Sedangkan produksi Spanyol, jauh lebih murah, sekitar 7525, atau sekitar Rp 116 juta rupiah, begitu juga dengan di Inggris.
Sekian, semoga bermanfaat, Salam Otomotif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H