"Inovasi itu adalah invention dengan commercialization, kalau ada inovasi, ada temuan, tapi tidak bisa dikomersialisasikan, itu bukan inovasi". Ujar Pak Menteri Ristek dan Dikti sebelum menekan tombol pesersian mobil listrik UNY.
Pak Menteri Ristek & Dikti juga mendorong UNY untuk terus mengembangkan mobil listrik ini. "Masalah inovasi di mobil listrik, ini harus Kita dorong, tidak cukup berhenti di sini". Selain itu, Beliau juga mendorng UNY untuk masuk ke konsorsium Universitas yang mengembangkan mobil listrik Nasional.
"Di Indonesia, Kami sudah buat namanya Molina, Mobil Listrik Nasional. Ini yang baru terlibat yaitu UI, ITB, Universitas Gadjah Mada, UNS, ITS, ini yang sudah terlibat dalam mobil listrik Nasional, dan sekarang tambah ada Universitas Udayana". Beliau mengisyaratkan UNY untuk ikut bergabung menyusul Universitas Udayana yang baru masuk konsorsium. "Mungkin nanti juga akan masuk pada Universitas Negeri Yogyakarta harus masuk dalam satu konsorsium, penting sekali" imbuh Beliau.
Yak, memang sudah semestinya pemerintah sebagai regulator dan fasilitator, mendorong berbagai Universitas untuk bergerak bersama meneliti dan mengembangkan mobil nasional, entah itu mobil dengan penggerak konvensional (motor bakar), mobil listrik atau Hybrid. Selain itu, yang tak kalah penting adalah merangkul industri yang relevan, duduk bersama membahas bagaimana agar temuan dan pengembangan tersebut dapat diproduksi massal dan dijual dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.
Mari bergerak bersama, sesuai dengan kapasitas, wewenang dan kompetensi yang kita punya. Demi Indonesia jaya.
Sekian, semoga bermanfaat, salam otomotif!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H