Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Pihak Esemka "Memamerkan" Mobilnya di Area Produksi

24 Agustus 2018   18:45 Diperbarui: 25 Agustus 2018   08:17 2876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo baru Esemka Yang ditutup spanduk bekas | foto: yosepefendi

ESEMKA Hanya Memproduksi Varian Pick Up?

Nah, yang tampak di sekitar pabrik memang hanya barisan Pick up. Tak tampak mobil varian lain. Tetapi, sepertinya di dalam ada mobil varian lain, sebagaimana yang telah viral beberapa waktu lau, yaitu Esemka Garuda1. Mungkin. Mungkin? Ya karena pihak Esemka menutup rapat informasi itu.

Sebagaimana informasi yang banyak beredar bahwa selain Pick Up, pihak Esemka diketahui (akan) mengembangkan varian Double Cabin, yaitu Digdaya. Digdaya dan varian lain pernah saya tulis di artikel sebelumnya, "Menelusuri Silsilah Esemka Garuda1". Mungkin saja, saat ini pihak Esemka tengah merakit berbagai varian mobil, tidak hanya Pick Up.

Proyeksi Pasar Kedepan

Sepertinya tepat jika Esemka bisa fokus ke satu segmen pasar, misalnya Pick Up. Varian Pick Up sepertinya memang jenis kendaraan yang relatif "mudah" untuk diproduksi, dibanding kendaraan penumpang. Selain itu,pasar varian Pick Up masih cukup besar. Data Gaikindo per Juli 2018, Pick Up menguasai sekitar 12% pasar otomotif Indonesia (sumber: www.gaikindo.or.id).

Pengguna Pick Up biasanya adalah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Berdasarkan data, diketahui bahwa jumlah UMKM pada tahun 2014 "hanya" 1,56% dari populasi penduduk Indonesia yang sekitar 262 juta jiwa. Tahun 2016, jumlah UMKM meningkat, menjadi 3,1%. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) menargetkan jumlah UMKM menjadi 4 % di akhir 2018 dan 5% di tahun 2019 (sumber). 

Sebuah target yang logis berdasar tren peningkatan tiap tahun dan tren penjualan online yang terus meningkat serta dapat diakses banyak orang. Nah, dengan peningkatan UMKM ini, sedikit banyak akan berpengaruh terhadap permintaan mobil jenis Pick Up, yang digunakan untuk mobilitas barang produksi. Di saat itulah, Esemka bisa menikmati "manisnya" pasar Pick Up.

Alangkah baiknya, jika Esemka juga memproduksi mobil Blind Van, pengembangan dari Pick Up. Meskipun pick up bisa saja dimodifikasi menjadi mobil box. Tetapi tak ada salahnya Esemka mengeluarkan varian Blind Van. Sehingga masyarakat punya pilihan sesuai kebutuhan, dan tak perlu repot 2 kali "kerja" untuk modifikasi.

Bagaimana dengan Esemka Garuda1 yang sempat viral dulu? Sebaiknya Esemka fokus saja dulu ke satu segmen pasar, jangan terburu buru mengeluarkan kendaraan penumpang. Bukan pesimis, tetapi persaingan pasar mobil penumpang sangat "kejam". Berkaca dari nasib Proton Malaysia yang penjualannya hancur di Indonesia. Entah bagaiamana nasib Proton di Indonesia, terlebih saat ini Proton sudah "dikuasai" Geely. Penjualan mobil Geely pun sama, tak laku dan ratusan mobil barunya mangkrak diparkiran perusahaan.

Begitupun dengan Tata Motor yang tak sanggup bersaing di segmen mobil penumpang, yang akhirnya Tata beralih fokus ke mobil niaga. Secara ekonomi, masyarakat Indonesia diuntungkan dengan kehadiran Wuling yang menawarkan MPV dengan harga murah dan terjangkau. Tetapi, masyarakat masih banyak yang "malu-malu" untuk membelinya. Masih "wait and see", melihat bagaimana performa mobil dan layanan purna jual Wuling dalam beberapa tahun ke depan. Wajar, masyarakat masih "ragu" dengan pabrikan baru.

Begitupun dengan mobil Esemka yang jika nekad mengeluarkan mobil penumpang, SUV seperti Garuda1. Percayalah, tak banyak masyarakat yang rela "mengorbankan" uang ratusan juta hanya karena ingin disebut Cinta Produk Esemka. Wait and see dulu lah. Sekali lagi, Bukan pesimis, hanya mencoba realistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun