Bulan Ramadhan  2018 memberi kesan tersendiri bagi mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang tergabung dalam Garuda UNY Team (GUT). Senin, 14 Mei 2018, sejumlah 13 mahasiswa GUT dan 2 dosen pendamping bertolak ke Korea untuk mengikuti komptisi mobil bergengsi, yaitu International Student Car Competition (ISCC) yang berlangsung pada 18 -- 19 Mei 2018.Â
Dahulu bernama International Student Green Car Competition (ISGCC). Bagi banyak orang awal puasa harus berkumpul bersama keluarga, namun Mereka harus merelakan itu, demi tekad mengibarkan Merah Putih di podium juara ISCC Korea.
International Student Car Competition ini diselenggarankan oleh Korean Automobile Testing And Research Institute (KATRI). Tahun 2018 ini, ISCC diikuti oleh 96 tim dari 4 negara.Â
Tim dari UNY, yang merupakan satu-satunya wakil dari Indonesia, membawa Garuda Hybrid 18 (GH-18) yang merupakan hasil perbaikan dan modifikasi mobil Hybrid tahun sebelumnya yaitu GH-17. Tahun 2017 lalu, GH-17 berhasil meraih Juara 1 pada penilaian Acceleration, Juara 1 pada Endurance dan Juara 2 untuk Maneuver. Dari juara pada ketiga penilaian tersebut, Garuda UNY Team berhak mendapat juara umum dengan predikat "Best Of The Best".
Berbekal pengalaman 3 kali predikat Best Of The Best dan berbagai pengembangan mobil Hybrid generasi sebelumnya, GUT optimis dapat mempertahankan gelar terbaik dan berharap meraih gelar yang paling tinggi, yaitu "Grand Prix". Untuk memperoleh gelar juara tertinggi, tim harus mendapat juara 1 pada aspek  Acceleration, Endurance dan Maneuver. Grand Prix sangat jarang diperoleh oleh peserta kompetisi, mengingat sulitnya mencapai poin tertinggi untuk ketiga penilaian tersebut.
Jelang hari pertama kompetisi, tim melakukan setting kendaraan, terutama bagian rem, sistem kelistrikan dan mesin. Hal penting lain yang harus dilakukan sebelum bertanding adalah menyesuaikan setting-an mesin dengan suhu dan kelembapan udara di Gyeonggi-do, Korea Selatan.
GH-18 Mencapai Kecepatan Terbaik Saat Uji Akselesari
Selain itu, sistem bahan bakar mesin telah disesuaikan dengan suhu dan kelembapan udara. Dan yang tak kalah penting adalah sistem kelistrikan untuk motor listrik penggerak sudah sesuai dengan berjalan dengan baik. Dengan demikian, "seharusnya" mobil Hybrid dengan bobot 245 Kg tersebut bisa mencapai kecepatan optimal yang telah dirancang, yaitu 100 Km/jam.
Uji akselesari dilakukan dalam 2 tahap, yaitu uji akselerasi hanya dengan motor listrik dan akselerasi Hybrid (Motor Listrik & Gasoline Engine).
Mahaiswa yang bertugas memacu kendaraan (Racer) adalah Dicky Putra Kurniawan. Saat uji akselerasi yang hanya mengandalkan motor listrik (acceleration electric), Dicky menyelesaikan trek 150 meter dalam waktu 11,8 detik. Saat tenaga motor listrik dan motor bensin digabung, yaitu saat Acceleration Hybrid, mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif UNY Angkatan 2015 itu hanya butuh waktu 9,8 detik untuk mencapai titik finish 150 meter di hadapannya.