Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menikmati Eksotisme Ujung Barat Pulau Nusakambangan

19 April 2017   06:47 Diperbarui: 19 April 2017   12:49 3299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Citra Satelit Pantai Ranca Babakan, yaitu pada titik merah | gambar google map

Artikel ini adalah lanjutan dari 2 artikel sebelumnya, yaitu Ekspedisi Wisata Nusakambangan Bagian 1 dan Bagian 2.

...

Setelah dirasa puas mengamati Goa Masigit yang penuh dengan mitos mistis, Kami beranjak meninggalkannya. Kembali berjalan kaki menuju lokasi perahu bersandar. Masih ada satu lagi lokasi wisata yang hendak kami kunjungi, yaitu pantai.

Perahu biru yang kami tumpangi, kembali diarahkan ke arus utama sungai Nusakambangan. Kali ini, pemandangan di perjalanan, lebih eksotis dari sebelumnya. Makin jauh berlayar, ukuran sungai semakin melebar. Pertanda bahwa kami akan segera sampai di pesisir laut, tepi pantai.

Eksotisme Segara Anakan, Laguna Raksasa Selatan Jawa

Salah satu daya tarik dari alam Nusakambangan ini adalah Segara Anakan. Segara Anakan memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Nusakambangan, juga menjadi salah satu pembatas Jawa Barat dan Jawa Tengah di pesisir Selatan Jawa. Laguna raksasa ini menjadi titik bertemunya 3 sungai besar, yaitu Sungai Citanduy, Sungai Cibereum dan Sungai Cikonde, serta sungai-sungai kecil lainnya. Seperti tampak pada gambar di bawah ini:

Citra Satelit Pulau Nusakambangan | gambar: google map
Citra Satelit Pulau Nusakambangan | gambar: google map
Garis merah pada gambar di atas, adalah jalur perahu Kami, menyusuri Segara Anakan. Ada sensasi tersendiri saat mengarungi Segara Anakan ini. Merasakan angin kencang yang diiringi lantunan suara deburan ombak Samudra Hindia, sangat memacu adrenalin. Tak hanya memanjakan indra peraba dan pendengar, tetapi juga indra penglihatan dimanjakan dengan view Samudra Hinda yang seolah tanpa ujung.

Di depan sana, di antara 2 perbukitan itu, adalah pintu menuju Samudra Hindia | foto dok. pribadi
Di depan sana, di antara 2 perbukitan itu, adalah pintu menuju Samudra Hindia | foto dok. pribadi
Transit Di Pantai Plawangan Barat

Dari gambar citra satelit pulau Nusakambangan di atas, ada titik biru dalam lingkaran kuning. Titik biru tersebut adalah lokasi Pantai Plawangan Barat.

Awalnya, saya mengira pantai Plawangan Barat yang akan menjadi tujuan akhir Kami, sebagai penutup ekspedisi wisata Nusakambangan. Ternyata bukan. Pantai berpasir kecoklatan ini hanya menjadi tempat transit, tempat perahu kami bersandar.

“bukan ini pantainya, tapi di seberang bukit” ucap pemandu wisata sambil menunjuk ke arah Timur. Ternyata pantai yang kami tuju, yang kemudian saya ketahui bernama Ranca Babakan, ada di balik bukit ini.

Meskipun bukan tujuan utama, tetapi pantai Plawangan ini cukup menarik untuk dikunjungi. Bibir pantainya mungil dan pasirnya lembut. View pantai ini juga sangat unik, membuat Kita merasa di sebuah ruang alam, yang berdinding perbukitan dan hutan di sisi Kanan, kiri, depan dan belakang.

Pantai Plawangan Barat | foto dok. pribadi
Pantai Plawangan Barat | foto dok. pribadi
Berjalan Kaki Membelah Perbukitan

Tak lama kami berdiam di Pantai Plawangan barat, hanya sekitar 15 menit. Karena memang bukan ini tujuan akhir kami. Pantai yang Kami tuju, yang menjadi penutup ekspedisi wisata Nusakambangan, ada di balik pemukiman Plawangan, di sebrang pantai Plawangan Barat.

Citra Satelit Pantai Ranca Babakan, yaitu pada titik merah | gambar google map
Citra Satelit Pantai Ranca Babakan, yaitu pada titik merah | gambar google map
Dari gambar di atas, titik kuning adalah Pantai Plawangan dan titik merah adalah tujuan utama kami, yaitu pantai Ranca Babakan. Untuk berpindah dari titik kuning menuju titik merah, hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki, sekitar 20 menit.

Di awal perjalanan menuju pantai Ranca Babakan, kami menemui sebuah pemukiman warga. Bukan pemukiman padat, hanya ada 5 rumah sederhana di sana. Satu diantaranya “mencil” sendiri, di tengah area perkebunan. Beberapa warga penghuni rumah tampak sedang asik berbincang di teras. Ingin sekali rasanya berbincang dengan Mereka, tapi saya harus terus berjalan mengikuti rombongan.

Jalan Kaki Menyebrangi Perbukitan | foto dok. pribadi
Jalan Kaki Menyebrangi Perbukitan | foto dok. pribadi
Medan jalan yang kami lalui tidak terlalu sulit. Menyebrangi kali kecil, ragam tanjakan dan turunan, dapat dilalui dengan relatif mudah. Namun, terkadang Kami harus menyibak semak-semak yang menutupi jalan. Semak dan rumput tinggi yang tumbuh di jalan, menandakan pantai ini jarang dikunjungi wisatawan.

Melalui jalan yang tertutup semak | foto dok pribadi
Melalui jalan yang tertutup semak | foto dok pribadi
Menurut pemandu wisata, jalan yang akan kami tempuh hanya 500 meter, tetapi sepertinya lebih. Saat berada di sebuah puncak perbukitan, Kami sudah bisa mengintip pantai Ranca Babakan, dari sela-sela dedaunan pohon rindang. Pun dengan ombaknya, yang mulai terdengar. Kami harus berhati-hati dan konsentrasi saat menuruni puncak tersebut, karena cukup curam.

Perjalanan Panjang Terbayar Lunas Di Pantai Ranca Babakan

Akhirnya, tibalah Kami di pantai Ranca Babakan, salah satu pantai “perawan” di Nusakambangan. Saat mata memandang keseluruhan pantai, saat itulah letih perjalanan panjang sirna. Bibir pantai yang berbentuk U dengan ukuran yang tak terlalu besar, mengingatkan saya pada Pantai An Lombok. Indah sekali.

Pantai Ranca Babakan | Foto dok. pribadi
Pantai Ranca Babakan | Foto dok. pribadi
Batu karang merambat hingga bibir pantai, yang menuntut pengunjung untuk berhati-hati saat melangkah. Genangan air bening di bebatuan karang, menjadi tempat bermain ikan-ikan kecil. Ikan-ikan itu tampak jinak, bisa kita dekati dan ajak “bercengkrama”.

Pasir di tepian pantai ini putih dan lembut. Di pasir itu juga terdapat banyak hewan air, entah apa namanya, bentuknya seperti umang-umang. Anak saya tampak begitu senang bermain pasir, juga bermain umang-umang tersebut.

Putri kecil saya bermain pasir | foto dok. pribadi
Putri kecil saya bermain pasir | foto dok. pribadi
Terlebih, pasir putih tersebut dipayungi oleh pepohonan rindang, yang membuat pengunjung betah untuk berlama-lama di sana. Yang lebih menarik, ada sebagian pepohonan tersebut tumbuh horisontal, yang dapat kita gunakan untuk duduk atau rebahan. Rebahan di pohon tepi pantai;  merasakan angin sepoi-sepoi; diiringi alunan musik alam dari deburan ombak; sungguh memberikan nuansa kedamaian. Saya pun jadi malas untuk beranjak.

Pohon Untuk Rebahan | foto dok. pribadi
Pohon Untuk Rebahan | foto dok. pribadi
Perjalanan perahu berjam-jam dan berjalan kaki memotong bukit, terbayar lunas di sini, di Pantai Ranca Babakan. Ekspedisi wisata di pulau Nusakambangan ditutup indah oleh pantai Ranca Babakan.

...

Berikut ini adalah video rangkuman ekspedisi wisata di Pulau Nusakambangan.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun