Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ekspedisi Wisata di Pulau Nusakambangan

15 April 2017   17:33 Diperbarui: 17 April 2017   20:00 3221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto di Pusat Konservasi Mangrove | Foto dok. pribadi

Mengutip berita dari Laman Antara, diketahui bahwa hampir 40% hutan Mangrove di wilayah Indonesia telah rusak. Padahal, Mangrove memiliki manfaat yang besar untuk alam, termasuk manusia. Selain untuk menjaga intrusi air laut ke daratan dan menguatkan struktur tanah, Mangrove juga dapat menjadi rumah bagi hewan air yang bermanfaat untuk manusia. Lantas, mengapa 40% hutan Mangrove (di)rusak?

Melalui Pusat Konservasi dan Study Plasma Nutfah Mangrove Indonesia ini, Pertamina, pemerintah setempat dan pihal lain yang terlibat, berusaha untuk menumbuh-kembangkan Mangrove. Dan, melului ekowisata di Pusat Konservasi Mangrove ini, harapannya bisa memberi edukasi pada pengunjung, tentang pentingnya keberadaan Mangrove.

Dermaga Pusat Konservasi Mangrove | Foto Dok.pribadi
Dermaga Pusat Konservasi Mangrove | Foto Dok.pribadi
Satu persatu, Kami menaiki dermaga kayu yang sudah tampak rapuh dan “ompong” pada beberapa bagian. Setelah berjalan beberapa puluh langkah, terdapat "Prasasti" yang menginformasikan bahwa Pusat Konservasi ini diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA, pada 15 September 2014.

Prasasti Peresmian Pusat Konservasi | foto dok. pribadi
Prasasti Peresmian Pusat Konservasi | foto dok. pribadi
Di sini, Kita bisa menyaksikan betapa kayanya ekosistem pesisir laut. Tak hanya menyaksikan wujudnya, tetapi juga disajikan informasi mengenai tumbuhan penghuni pusat konservasi ini. Inilah salah satu manfaat jika berkunjung ke ekowisata, dapat pemandangan hijau yang menyegarkan mata sekaligus dapat ilmu.

Berbagai Jenis Tumbuhan Penghuni Pusat Konservasi | Foto Dok. pribadi
Berbagai Jenis Tumbuhan Penghuni Pusat Konservasi | Foto Dok. pribadi
Namun, ada yang sangat disayangkan dan bikin  heran, yaitu kondisi fisik pusat konservasi ini. Belum genap 3 tahun diresmikan, tetapi bangunan yang didominasi oleh kayu ini sudah ditemui banyak kerusakan. Misalnya, kerusakan lantai kayu jembatan, yang sangat membahayakan pengelola atau pengunjung. Sebenarnya wajar sih, papan kayu relatif cepat rusak. Yang disayangkan adalah seperti tidak (atau belum) ada upaya penggantian papan yang rusak tersebut.

Kerusakan Dermaga dan Jalan Papan Pusat Konservasi Mangrove | Foto Dok. pribadi
Kerusakan Dermaga dan Jalan Papan Pusat Konservasi Mangrove | Foto Dok. pribadi
Mengingat, Pusat Konservasi dan Pusat Study Mangrove ini sangat penting keberadaannya, hendaknya diikuti dengan pengelolaan yang baik. Jika saja bisa dikelola dengan baik, keberadaannya akan dapat menarik lebih banyak pengunjungan dan nilai edukasinya dapat tersebar leih luas. Meskipun mungkin, tujuan utama pembangungannya bukan untuk wisata atau wahana edukasi, tetapi jelas akan memberikan wawasan pada masyarakat. Wawasan akan pentingnya Mangrove dan menjaga lingkungan.

Bersambung…

(Ekpedisi Goa dan Pantai)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun