Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Geotubing Lava Bantal: Syahdu, Seru dan Bermuatan Edu

26 Februari 2017   21:14 Diperbarui: 26 Februari 2017   21:17 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cuaca Sabtu (18/2) pagi itu tampak bersahabat, tidak panas dan tidak hujan. juga “Paling nanti sore hujan mas” prediksi Mas Nuzulul Arifin, partnerberkendara saya saat menuju lokasi tubing Lava bantal, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta. Karena saya bersama Beliau yang sangat familiar dengan daerah ini –Berbah-, maka mudah saja Kami tiba di lokasi. Berbeda dengan teman-teman yang lain, yang katanya sempat tersasar. Berkat “navigator” handal, Kami terlebih dahulu tiba di lokasi, 8 orang lainnya masih O.T.W: Oke Tunggu Wae.

….

Setibanya di lokasi parkir Lava Bantal, Kami disuguhi suara arus air Kali Opak yang begitu deras. Suara yang memaksa saya untuk lebih mendekati tepian Kali itu. Tepian kali tersebut dipenuhi gundukan batu yang menyerupai tumpukan bantal. Berdasarkan informasi, gundukan batu tersebut adalah aliran Lava yang telah mengeras sejak jutaan tahun lalu. Sebab itulah dinamakan Lava Bantal.

Di tepian kali, tampak Lava yang mengeras menjadi batuan (Lava Bantal) (foto: yosep)
Di tepian kali, tampak Lava yang mengeras menjadi batuan (Lava Bantal) (foto: yosep)
Nuansa Kali di pedesaan ini membuat saya mengenang masa kecil dulu. Masa saat belajar belajar berenang dan terbawa arus kali, untung saja diselamatkan teman yang sudah pandai berenang. Memanjat pohon di tepi kali, kemudian terjun sambil berteriak. AAAA…Byurr…Blubuk..Blubuk…Blubuk. Memanjat lagi dan terjun lagi. Begitu seterusnya. Asik sekali.

Tentu saya tidak akan mereka-ulang adegan “Panjat-Terjun” itu di Lava Bantal Kali Opak ini. Berbahaya. Arusnya yang sangat deras, bebatuan besar dan kedalaman yang bervariasi bukan tempat yang tepat untuk aksi “Panjat-Terjun”. Yang tepat adalah Tubing.

Wisata Tubing kerap dimaknai sebagai aktifitas menyusuri kali atau sungai dengan menggunakan Ban yang berukuran besar. Tubing juga kerap dimaknai sebagai Single Rafting, karena memang “dimainkan” sendirian. Bisa juga dilakukan beramai-ramai, dengan membentuk berbagai formasi. Seperti gambar di bawah ini:

Single Tubing dan Membentuk Formasi (Dok. @tubinglavabantal)
Single Tubing dan Membentuk Formasi (Dok. @tubinglavabantal)
Pengunjung dibebaskan untuk tubing sendirian atau bersama-sama membentuk formasi. Keduanya memiliki keseruan masing-masing. Namun, jika ingin memacu adrenalin, saya sarankan untuk mencoba tubing sendirian.

Tubing Bersama GeoTubing: Trek “Syahdu” danTrek “Ekstrim”

Geotubing Lava Bantal adalah salah satu pengelola wisata Tubing Lava Bantal di Kali Opak. Terkandung Visi mulia dari penggunaan nama “GeoTubing, “Geo itu mengacu pada kata Geologi” ungkap Pak Sarwoto, salah satu pengelola Geotubing Lava Bantal, yang sekaligus menjabat Ketua Himbunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sleman. Karena memang di lokasi ini terdapat situs ini terkandung unsur ilmu Geologi, misalnya batuan yang bersalah dari letusan Gunung Merapi.

Geotubing Lava Bantal menyediakan 2 pilihan jalur atau trek Tubing, yaitu trek panjang dan trek pendek. Titik start trek panjang adalah di Babadan, Kalitirto dan finish di bawah jembatan Gemblung (jembatan lava bantal), dengan jarak tempuh sekitar 2 Km. Waktu tempuh trek panjang ini antara 1 jam hingga 1,5 jam, tergantung debit air dan intensitas hujan. “tapi kalo betul-betul habis hujan di Utara, di Merapi, itu (trek panjang) hanya 30 sampai 40 menit” Terang pak Sarwoto. “Kalau debit airnya di atas 50, Kita gak berani menurunkan tamu” sambungnya. Artinya, pihak Geotubing selalu mengontrol debit air Kali Opak, untuk tetap menjaga keamanan dan keselamatan berwisata.

Trek panjang ini karakter arus airnya relatif tenang. Namun pada beberapa titik, khususnya pada belokan atau penyempitan lebar sungai, arusnya cukup deras. Saat perjalanan menelusuri trek panjang ini, Kita akan disuguhi dengan pemandangan pedesaan yang masih asri dan barisan pohon bambu. Satu yang cukup menarik adalah spot yang kanan-kiri-atas dipenuhi bambu. Spot tersebut kerap dinamai “Lorong Syahdu”. Mungkin karena kesunyian Kali Opak dan Ketenganan arusnya, menjadikan lokasi tersebut begitu syahdu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun