Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Perang Pasar Keluarga Yamaha Aerox dan Honda Vario

4 Desember 2016   16:35 Diperbarui: 4 Desember 2016   16:45 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lama ini, Yamaha telah melahirkan generasi terbaru dari keluarga Aerox, yaitu Aerox 155 VVA. Sebelumnya, sudah lahir Aerox 125. Namun, spesies Aerox 125 kurang diminati pasar. Indikasinya, jarang muncul di jalan raya. Padalah, saat perkenalan Aerox 125, Yamaha Indonesia mendatangkan Valentino Rossi, tentunya dengan harapan dapat mendongkrak penjualan. Namun, sepertinya upaya dan harapan tersebut belum begitu memuaskan.

Nasib Buruk Aerox 125 Yang Terlindas Vario 125

Pada penutupan Bulan Januari 2016, yaitu setengah bulan setelah peluncuran, hasil penjualan Aeox 125 cukup memuaskan. Dalam setengah bulan Aerox 125 laku 5.738 unit, dari target 10.000 unit/perbulan. Namun, di bulan kedua, Februari 2016, Aerox 125 “hanya” laku 3.785 unit (sumber). Penjualannya terus merosot.

Data selanjutnya, per Agustus 2016, Sepeda motor terlaris adalah Honda Beat yang terjual 155.665 unit. Kemudian di susul Vario 125, yang laris terjual 63.275 unit. Bagaimana dengan Aerox 125 tak ada dalam daftar 10 besar terlaris (sumber). Selain melawan kuatnya pasa Vario 125 dan jenis Matic Honda lain, Aerox 125 juga berbagi pasar dengan Matic Yamaha lain, seperti Mio 125.

Meskipun penjualan Aerox 125 terlihat tidak memuaskan, namun Yamaha bukanlah pabrikan “kelas kerupuk” yang langsung melempem karena angin kecil. Yamaha meningkatkan kekuatan Aerox 125, dengan menambah kapasitas dan daya mesin, jadilah Aerox 155 Variable Valve Actuation (VVA). Dengan harapan, dapat meningkatkan angka penjualan. (Ini spesifikasi Aerox 155).

Apakah Aerox 155 (Juga) Akan Dilindas Vario?

Jika Aerox 125 harus berperang dan mengibarkan bendera putih pada Vario 125. Kini, reinkarnasinya, Aerox 155 juga harus berhadapan dengan keluarga Vario yang lain, yaitu Vario 150. Selama 9 bulan di kalender 2016, Vario 150 laku 136.911 unit (sumber). Laris manis bak kacang goreng, dengan penjualan lebih dari 30.000 unit perbulan.

Padahal, tahun 2016 ini, pasar sepeda motor tengah lesu, lebih rendah dari tahun 2015. Namun, pasar Vario 150 seperti tetap “bersemangat”. Ini bisa menjadi indikasi bahwa tahun 2017, pasar Vario 150 akan tetap terjaga. Maka, perjuangan Yamaha untuk Aerox 155, bisa menjadi berat. Jika, strategi promosinya tidak tepat sasaran.

Sepertinya, Yamaha harus menyusun strategi promosi dan marketing yang berbeda dari biasanya. Jika biasanya, terkesan mengandalkan pebalap MotoGP sebagai duta, maka cara itu harus dilupakan. Dilupakan dengan mengingat nasib Aerox 125 yang dipromosikan oleh Valentino Rossi. Mungkin, Yamaha bisa “mencontek” Kawasaki dengan strategi promosi melalui sinetron. Meskipun sinetron.. ah sudahlah… tetapi tetap memiliki tempat khusus di masyarakat. Dan itu terbukti efektif. Kawasaki Ninja 250 laris manis dan kompetitornya, yaitu Honda CBR 250 dan termasuk Yamaha R25, kandas. Namun, untungnya angka penjualan Yamah R25 bisa dibantu hasil ekspor, seperti ke Vietnam.

Atau, Yamaha bisa mengikuti jejak Honda, yang mengajak Kompasianer untuk mempromosikan Vario 150 dalam wadah Blog Competition. Bisa jadi. Entah berapa persen kontribusi tulisan Kompasianer dalam menyumbang angka penjualan Vario 150, yang pasti berpengaruh. Ratusan tulisan Kompasianer telah dibaca ribuan bahkan puluhan ribu orang, yang secara langsung maupun tak langsung akan berdampak baik pada penjualan Vario. Mungkin, Yamaha tertarik?.

Terlebih Dahulu, Yamaha Indonesia Bisa Mengencangkan Ikat Pinggang

Cara lain, yang jelas efektif namun agak beresiko adalah menekan harga penjualan Aerox 155, di bawah Vario 150, terutama untuk yang tipe standar (VVA dan R Version), bukan tipe yang dengan teknologi ABS. Mungkin begini: yang penting laku dulu, lupakan dulu untuk besar dan kencangkan ikat pinggang, untuk Aerox 155. Jika sepeda motor laku terjual dan banyak digunakan di jalanan. Maka biasanya akan “Nulari”. Yang saya amati, jika suatu produk otomotif telah laku dan dikenal, maka orang lain yang belum memiliki, akan terpengaruh untuk memilikinya. Apalagi harganya terjangkau.

Jika sudah banyak yang laku terjual, dari hasil menekan harga jual, maka keuntungan akan diperoleh dari penghasilan aftersales. Angka pendapatan dealer dari layanan servis dan perbaikan sangatlah besar, misalnya dari penjualan oli, sparepart dan jasa mekanik.

Keuntungan Bagi Masyarakat

Kehadiran Aerox 155 bisa menjadi alternatif bagi masyrakat pecinta sepeda motor matic sporty. Selain itu, ada kemungkinan, Aerox 150 bisa mempengaruhi harga jual produk sejenis dari pabrikan lain, agar lebih kompetitif. Dengan harga yang kompetitif, tentu akan disambut baik oleh masyarakat pecinta sepeda motor matic sporty.

(artikel ini juga ditayangkan di otonews.id)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun