Tahun 2014, ada berita terkendalanya distribusi BBM ke Merauke, gara-gara cuaca ekstrim (sumber). Tahun lalu, 2015, Berau mengalami juga mengalami masalah kelangkaan BBM. Penyebabnya juga cuaca buruk (sumber). Sedangnkan tahun ini, 2016, cukup banya media yang memberitakan bahwa cuaca buruk menyebabkan kelangkaan BBM di berbagai daerah, Seperti di Manado, Ternate, Nunukan, Tarakan dan daerah lain.Â
Sebagian Berita Tentang Hubungan Antara Kelangkaan BBM dengan Cuaca Buruk (screenshoot jawapos.com; tribunnews.com; kompas.com; antaranews.com dan koranpagionline.com)
Jika distribusi jalur laut sangat dipengaruhi cuaca, distribusi darat lain lagi. Untuk kawasan perkotaan, biasanya distribusi terhambat karena kemacetan jalan raya. Entah itu kemacetan di hari kerja atau di hari lubur panjang. Seperti biasa, saat libur panjang, kebutuhan BBM meningkat karena mobilitas tinggi, lalu lintas jalan menjadi padat dan berakibat pada terganggunya pengiriman BBM.
BBM langka karena tangki terjebak macet (gambar: tempo.co)
Memang, jalur distribusi energi oleh Pertamina di Indonesia sangatlah rumit, belum lagi ditambah kompleksnya faktor yang mempengaruhinya. Namun, bukan berarti kemandirian distribusi adalah hal mustahil, selalu saja ada peluang dan harapan dibalik tantangan tersebut. Sebenarnya, kelangkaan energi (BBM/gas) tak melulu soal maslaah distribusi. Terkadang, disadari atau tidak, pola konsumsi yang justru menambah rumit masalah sulitnya mendapat BBM/Gas. Oleh sebab itu, mari bijak menggunakan energi. Sebab, jumlah energi yang tersedia di alam sangatlah terbatas.Â
Hal lain yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah perjuangan Pertamina dalam mengantar energi ke tempat Kita, tidaklah mudah. Pertamina melintasi darat, laut, sungai dan udara, untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat Indonesia. Â Berikut ini adalah video singkat dari Pertamina, tentang betapa uniknya pola distribusi energi di Indonesia. Semoga bermanfaat.
Facebook I Twitter
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya