Pernah kecewa karena gagal mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) kendaraan lantaran stok BBM di SPBU sedang habis? Saya pernah, bahkan beberapa kali. Kekecewaan tersebut berubah menjadi kebingungan karena SPBU kedua juga mengalami kekosongan stok BBM? Sebabnya, pasokan BBM dari Pertamina belum kunjung tiba.
Tak mau menyerah, saya coba mencari SPBU lain, yang terdekat di sekitaran Yogyakarta. Di sini, Jogja, masih enak. Jarak antar SPBU relatif dekat, jadi masih “berani” berkeliling mencapai SPBU dengan kondisi stok bensin tangki mobil yang sudah menipis. Di kampung halaman saya, di sebuah daerah “terpencil” di Sumatera Selatan, jarak antar SPBU mencapai 20 Km. Kalau stok bensin di tangki kendaraan sudah menipis, SPBU kehabisan stok, bensin eceran telah diserbu, maka menelusuri jalan pulang menjadi pilihan bijak.
Begitu juga saat saya ada tugas ke Kalimantan Barat akhir tahun lalu, di mana jarak antar SPBU tak kalah jauh dan juga sering langka BBM. Setelah keliling melaksanakan tugas di Kabupaten Ketapang, Kal-Bar, Kami mulai berpindah ke Kabupaten Kayong Utara. Dalam perjalanan tersebut, pegawai Dinas Pendidikan yang mengantar saya bilang akan mampir ke SPBU. Namun, tak lama kemudian, Beliau justru berhenti tepat di depan kios pedagang bensin eceran. “Lho pak, tidak jadi ngisi di pom bensin?” tanya saya bingung. “Cuma ngisi dikit ja’ pak, jaga-jaga kalau pom bensin kosong lagi” jawabnya cepat, lalu turun dari kursi kemudinya.
“pom bensin sering kehabisan stok pak. Baru beberapa jam di isi, langsung habis diserbu” sambung Beliau sudah kembali ke kursi kemudi mobil berjenis MPV warna silver. Ternyata, masalahnya sama dengan SPBU di daerah kampung halaman saya, sudah jumlah SPBU-nya sedikit, distribusinya lama dan habisnya cepat lagi. Jadi, wajar saja, jika Beliau mengantisipasi kekosongan di SPBU dengan mengisi sebagian bensin di pedagang eceran.
Di Kalimantan, distribusi BBM menggunakan 2 jenis transportasi utama, yaitu darat dan sungai. Dengan melihat kondisi infrastruktur jalan yang jauh dibanding di Jawa, jelas akan berpengaruh terhadap kelancaran distribusi BBM di Kalimantan. Jalan raya antar kabupaten ukurannya kecil dan banyak yang aspalnya sudah rusak. Bagaimana dengan jalur sungai? Jalur ini memang cukup efektif, namun masalah muncul saat musim kemarau, yaitu pendangkalan sungai. Jika sungai terlalu dangkal, pastinya kapal pengangkut BBM tidak bisa melintas. Kemarau air, kemarau BBM.
Kembali ke kisah pencarian bensin di Yogyakarta. Tak putus semangat meski gagal mendapat bensin di SPBU pertama dan kedua, Saya lalu berusaha mencari ke SPBU ketiga. Alhamdulillah, masih ada stok bensin. Tapi, -ada tapinya- antriannya mengular lebih 500 meter, sampai mengambil ruas kiri jalan raya. Saat mengalami itu, saya sih enjoy saja mengantri dan duduk manis di dalam mobil tua saya. Meskipun malam itu badan terasa sangat letih karena baru pulang lembur di tempat kerja. Biarlah, yang penting dapat mengisi tangki bensin mobil dan tidak mogok di jalan karena mesin tidak mendapat pasokan “minuman berenergi”.
Namun, baru sekitar 10 menit di dalam antrian, kok operator SPBU menghampiri tiap mobil di depan saya? Ada apa ini? Jangan-jangan stok bensin akan habis. Benar, operator berusia setengah baya itu berusaha memberi tahu bahwa stok bahan bakar sudah menipis, akan segera habis. Ah, sudah, pulang saja.
Mungkin, kejadian bersafari ke berbagai SPBU dan tak juga mendapat BBM, tak hanya saya yang yang mengalami. Jika sebagian pembaca pernah juga mengalaminya, penting untuk Kita menelusuri bagaimana pola distribusi BBM oleh Pertamina. Tentunya agar Kita menjadi tahu penyebab kelangkaan BBM, yang salah satunya disebabkan oleh permasalahan pada pengiriman BBM.
Tantangan Kemandirian Distribusi Dalam Uniknya Geografis Indonesia
Berbicara kemandirian distribusi, tentu topiknya akan mengarah pada bagaimana karakteristik jalur distribusinya. Pertamina, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar di bidang Migas Indonesia, memiliki tantangan yang besar dalam menelusuri jalur distribusi energi dalam rute negara kepulauan seperti Indonesia. Bahkan, pola distribusi BBM oleh Pertamina adalah yang paling rumit di dunia (sumber).