Indonesia, Negeri yang beruntung itu dikaruniai kekayaan alam yang melimpah. Daratan dan lautannya mengandung sumber energi dan mineral berharga, yang bisa menyejahterakan warganya. Kekayaan alam yang paling potensial untuk menambah pendapatan negara yang kemudian untuk kesejahteraan rakyat adalah di sektor minyak dan gas (Migas) bumi, baik yang tersimpan di daratan maupun di lautan.
Namun, limpahan Migas di daratan dan lautan Indonesia ternyata tidak serta merta menjadikan Indonesia menjadi kaya. Juga tidak langsung berkorelasi dengan kesejahteraan rakyat Indonesia. Sebabnya, tidak seluruhnya bisa dieksplorasi, dieksploitasi dan kemudian dinikmati. Masalah utamanya adalah minimnya biaya dan teknologi. Keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi hambatan Pemerintah untuk mengeksplorasi dan eksploitasi Migas. Sehingga, dibutuhkan kehadiran pihak eksternal sebagai investor.
Kekayaan Migas Indonesia Yang Harus Diketahui Calon Investor
Indonesia merupakan Negera yang memiliki kondisi geografis yang unik. Berada di antara dua benua dan dua samudra serta terdiri dari belasan ribu pulau, berpotensi tersimpan migas. Apalagi sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan, dimana lautan adalah tempat strategis endapan minyak bumi. Baik lepas pantai (offshore) maupun di laut dalam (deep water).
Terkait cekungan, tahun 2013, Kementerian ESDM mempublikasikan bahwa terdapat 128 cekungan sedimen di Indonesia. Namun baru 28 yang sudah produksi migas, sisanya belum masih perlu dieksplorasi (sumber). Jumlah itu terus meningkat seiring dengan penelitian dan ekplorasi potensi sumber migas.
Baru-baru ini, September 2016, Dewan Energi Nasional (DEN) menyatakan bahwa 70 % cekungan Migas Indonesia berada di Lautan dan masih banyak cekungan yang belum terdata. (sumber). Lautan Indonesia sepertinya menyimpan banyak misteri migas yang harus diungkap.
Namun, ada lautan Indonesia yang jelas-jelas memiliki cadangan Migas melimpah, bukan sekedar mitos atau misteri. Salah satu lautan adalah Laut Natuna, kekayaan alam paling fenomenal, yang menyimpan cadangan migas mencapai 222 Triliun kaki kubik dan 56 Triliun Kaki Kubik Gas Hidrokarbon. Fantastis!. Dengan perkiraan produksi Migas 1 Triliun Kaki Kubik per tahun, maka umur cadangan Migas Natuna akan bertahan hingga 100 tahun. Dengan cadangan sebesar itu, Natuna menjadi salah satu sumber Migas terbesar di Asia (sumber).
Tak hanya Natuna. Masih banyak lapangan Migas ditemukan di wilayah Indonesia, namun belum dikembangkan, antara lain: Blok Muara Bakau Kalimantan, Lapangan Gas Tangguh Papua dan Lapangan Gas Abadi Masela Maluku. Selain itu, masih banyak lagi terpendam cadangan Migas di wilayah Timur Indonesia, “Surga Migas Indonesia Timur”.
Reduksi Kendala Eksplorasi Migas Untuk Cerahnya Iklim Investasi Energi
Eksplorasi merupakan salah satu kegiatan penting dalam menelusuri kekayaan energi di Indonesia. Terkait minyak dan gas (Migas) bumi, eksplorasi bertujuan untuk mencari dan memastikan lokasi-lokasi tempat tersimpannya migas. Kita tahu bahwa di wilayah Indonesia terkandung migas yang melimpah. Masalahnya, titik pasti, titik efektif dan efisien untuk mengangkat migas tersebut masih harus ditelusuri, melalui eksplorasi.