Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Arogansi Oknum Komunitas Otomotif

29 Agustus 2016   18:22 Diperbarui: 30 Agustus 2016   08:51 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lingkaran kuning adalah lokasi persimpangan tempat konvoi

Satu lagi manfaat jika punya komunitas adalah saat kendaraan kita mengalami masalah di jalan, rusak atau mogok, tinggal telpon teman-teman komunitas, pasti akan dijemput dan ditolong. Aktifitas tolong menolong itu kerap Kami sebut dengan istilah Storing.

Misalnya, ada teman yang mobilnya mogok di daerah Bantul, Yogyakarta, mengirim pesan di grup Whatsapp komunitas. “brothers, tolong, mobilku mogok di Jalan mBantul, selatan bangjo”. Pasti pesan itu langsung dijawab anggota komunitas yang lain, “ayo bro, siapa yang lagi deket TKP, aku lagi di Semarang ini”; “Waduh, aku lagi nganter bojo neng pasar ki”; “maaf di rumah lagi ada pengajian bro, gak bisa keluar”; “tunggu bro, aku meluncur ke TKP”; “Aku juga siap ke TKP”; “yang rusak apanya? Nanti kubawakan alat”. Kurang lebih begitulah isi obrolan saat ada yang minta bantuan dan yang mogok pun tertolong.  Itulah tujuan dan manfaat dari komunitas. Baik dan mulia, bukan?

Apa to tujuan dari Konvoi/Touring?

Dalam komunitas otomotif, istilah konvoi/touring sudah melekat di dalamnya. Bahkan, konvoi/ touring menjadi agenda yang dinanti para anggota komunitas. Sebab, aktifitas ini dipercaya mampu memupuk solidaritas antar anggota.

Konvoi dan touring, meskipun aktifitasnya mirip, tapi berbeda jarak tempuhnya. Biasanya, istilah konvoi digunakan untuk jalan bareng jarak dekat. Sedangkan touring untuk perjalanan jarak jauh. 

Tujuannya adalah untuk mencapai satu titik lokasi secara bersama-sama dan menikmati perjalanan dalam kebersamaan. Yang terpenting, memastikan semua anggota konvoi/touring sampai tujuan dengan aman dan selamat. Inilah kata kuncinya, AMAN dan SELAMAT.

Namun, faktanya, konvoi/touring yang dilakukan oknum komunitas otomotif, tidak mencerminkan perilaku aman dan selamat dalam berkendara. Bahkan cenderung membahayakan dan tak jarang mengambil hak pengendara lain. Seperti dua kasus yang saya ceritakan di atas.

Jika konvoi melanggar lampu lintas, dengan alasan males menunggu waktu lampu merah menjadi hijau, jangan konvoi bro. Kalo males, tiduran aja di rumah!. Kalau alasannya melanggar adalah karena tak sabar menunggu lampu merah, buat jalan sendiri aja bro, bikin jalan tanpa rambu lalu lintas! Kalau alasannya melanggar biar cepat sampai, kan bisa berangkat lebih awal! Touring itu butuh perencanaan matang.

Selain membahayakan diri sendiri, melanggar lampu lalu lintas juga akan membahayakan orang lain. Apalagi konvoi yang memaksa pengendara lain untuk melanggar, seperti kasus 2 dia atas. Kalau mau celaka, jangan ngajak-ngajak orang lain, apalagi pake maksa

Memaksa pengendara lain yang berhenti saat lampu merah untuk jalan terus agar konvoi lancar, pasti akan menggangu perjalanan pengendara dari arah lain. Ini sama dengan merampas hak pengguna jalan. Merampas hak semacam itu tak jauh beda dengan prilaku oknum pejabat yang korup.

Touring Pake Pengawalan Polisi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun