Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Arogansi Oknum Komunitas Otomotif

29 Agustus 2016   18:22 Diperbarui: 30 Agustus 2016   08:51 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lingkaran kuning adalah lokasi persimpangan tempat konvoi
Lingkaran kuning adalah lokasi persimpangan tempat konvoi
Ternyata, tujuan klakson terus dibunyikan adalah guna memaksa kendaraan yang berhenti di lampu merah untuk jalan terus. Mungkin begini maksudnya: “woi..woi kami lagi konvoi, lampu merah jalan terus, jangan berhenti, jangan menghalangi perjalanan Kami!”. 

Karena ada tekanan untuk jalan terus, akhirnya kendaraan yang sudah patuh menaati lampu merah, dipaksa melanggar, Meraka pun jalan walaupun lampu masih merah. Dampak selanjutnya sudah jelas, kendaraan dari arah lain yang sedang melaju karena jatah lampu hijau, harus terhenti di tengah. Lalu lintas pun kacau.

Saya yang berdiri di depan warung Cak Pri, yang masih menempelkan hape ditelinga, harus mengakhiri sejenak obrolan kangen anak dan orangtua. Sebab, konvoinya panjang dan terus bermain klakson. Entah berapa jumlahnya, yang pasti banyak, males ngitungnya

Yang tak kalah memprihatinkan adalah sebagian besar pengendaranya tidak menggunakan helm. Luar biasa, sudah melanggar aturan, memaksa pengendara lain (bukan anggota konvoi) untuk melanggar aturan dan tidak mengenakan helm. Pelanggaran sempurna!

….

Dua kasus  konvoi/ touring sepeda motor yang melanggar aturan ini, memang bukan kasus langka di dunia jalan aspal tanah air. Sebelumnya, saya sering menemui kasus serupa, baik konvoi mobil atau sepeda motor. Mungkin para pembaca juga pernah atau kerap menemuinya.

Apa sih tujuan Pembentukan Komunitas Otomotif?

Saya mengangkat masalah ini bukan karena saya tidak suka dengan komunitas otomotif (mobil dan sepeda motor). Saya juga suka touring dengan komunitas sepeda motor, tapi dulu. Dulu, saat masih kuliah, saya sering konvoi dan touring dengan komunitas motor sport dan motor bebek, melibas aspal Sumatera dan Lampung yang ganas itu. 

Sekarang saya memang bergabung dengan komunitas motor bebek matic, tetapi tidak pernah ikut touring. Karena pertimbangan pekerjaan dan keluarga. Meskipun sebenarnya tak ada istilah kasta dalam dunia komunitas otomotif, tapi tetap saja, pindah kelas dari motor sport ke bebek matic dianggap Nggak Lakik. Opo kui Gas Rem thok..!... Ben, sing penting nyaman!

Selain komunitas motor, saya juga bergabung di komunitas mobil tua yang kerap touring. Jadi, tulisan ini tidak dimaksudkan untuk memojokkan eksistensi komunitas otomotif. Tidak. Tidak mungkin saya memojokkan hobi saya ini. Maksud saya adalah agar para komunitas otomotif untuk introspeksi diri. Merenungi kembali apa tujuan sebenarnya dari pembentukan komunitas dan apa kebutuhan dasar saat berkendara di jalan raya.

Terkait tujuan, berdasarkan pengalaman, biasanya komunitas otomotif dibentuk karena ada kesamaan kendaraan. Bisa kesamaan merk, tipe, kapasitas mesin dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk berbagi ilmu dan pengalaman terkait kendaraan yang digunakan. Selain itu, keuntungan lain bergabung di komunitas adalah bisa bertukar asesoris dan sparepart

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun