Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pelajaran dari Sandal yang Dilepas

24 Juli 2016   08:24 Diperbarui: 24 Juli 2016   16:37 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: makassar.tribunnews.com

Tapi ada yang lebih parah –tak bermaksud untuk menyepelekan kecerobohan saya yang tak melepas sepatu-, saya pernah bahkan sering, menemui sandal “parkir” di dalam area suci masjid. Padahal, di berbagai masjid, bisa dipastikan ada batas suci, yang menjadi area steril dari alas kaki atau benda lain yang mungkin bisa mengotori masjid. Bahkan, tanpa tulisan larangan melepas alas kaki atau info batas suci, mestinya sudah menyadari bahwa tempat ibadah yang sakral seperti masjid, harus dijaga kebersihannya. Namun sayang, masih ada yang abai dengan hal itu.

Menumbuhkan Kesadaran dan Sikap Menghormati

Menumbuhkan kesadaran akan kebersihan dan sikap menghormati orang/pihak lain, memang bukan perkara mudah. Saya tentu bukan orang yang memiliki kesadaran paling tinggi atau selalu bisa menghormati orang dengan baik, tetapi saya selalu berusaha untuk itu. Meskipun tak semua usaha berhasil.

Dahulu, saya sering dimarahi istri, saat istri mendapati tas kerja saya berisi banyak sampah. Misalnya sampah bungkus makanan dan kertas-kertas tak berguna. Pun begitu dengan saku celana, yang selalu berisi bungkus permen, karena Saya pecinta permen. Sebenarnya bukan murni pecinta permen, tetapi karena terpaksa, “dipaksa” ngemut permen sebagai pengganti rokok. Alhasil, bungkus permen kerap mangkal di saku celana. Jika mantan pacar saya itu marah, saya jawab saja, “Pas makan gak ketemu tempat sampah, jadi dikumpulkan dalam tas.” Daripada "nyampah", lebih baik dikumpulkan di suatu tempat pembuangan sementara.

Saya percaya bahwa sikap terbentuk sejak dini, sejak anak-anak. Maka, jika ingin membentuk dan menumbuhkan sikap, maka bisa dilakukan sejak usia dini. termasuk sikap kesadaran menjaga kebersihan dan sikap menghormati. Upaya menjaga kebersihan telah kami ajarkan pada anak kami yang kini usianya hampir 2 tahun. Sejak Ia bisa diajak komunikasi, kami sering mengajaknya membuang sampah di tempat sampah. Lalu meminta Ia sendiri melakukannya, sambil dituntun. Kini, Ia sudah bisa membuang sampah sendiri, tanpa harus ditemani.

Selain belajar membuang sampah pada tempatnya, kini saya merasa perlu untuk mengajarinya melepas sepatu/sandal saat akan bertamu ke rumah orang lain. Selama ini, hal ini luput dari perhatian saya. Si kecil masih saya biarkan mengenakan sepatunya saat masuk rumah orang lain. Mungkin, dengan mengajarkan melepas sepatu saat akan bertamu, dapat membentuk sikap menghormati orang lain, khususnya tuan rumah.

Pada akhirnya, saya sangat berterimakasih pada Ibu yang rela melepas dan meletakkan sandalnya di teras minimarket. Terima kasih untuk pelajaran kesadaran dan sikap menghormati yang beliau lakukan. Pelajaran berharga dan sudah langka ditemui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun