Wehrlein adalah pebalap binaan Mercedes, yang digadang-gadang sebagai penerus pebalap inti Tim Mercedes AMG F1. Dalam situs resmi Mercedes AMG F1, jelas tertulis bahwa tim pebalapnya adalah Lewis Hamilton, Nico Rosberg, dan Pascal Wehrlein. Wehrlein yang merupakan pebalap DTM Mercedes, berdiri di dua tim. Kaki kanannya untuk Tim Mercedes F1, sedangkan kaki kirinya berada di Manor Racing Team. Di Mercedes, Wehrlein selalu ditugaskan untuk menguji coba mobil F1 Mercedes sebelum digunakan oleh pebalap inti, Hamilton dan Rosberg.
Jadi jelas, meskipun Wehrlein membalap untuk Manor, tujuan utamanya adalah mendukung kesuksesan Tim Mercedes F1, bukan Manor Racing Team (MRT). Maka, tak berlebihan jika disimpulkan bahwa Manor hanya tempat “belajar” dan “bermain” bagi Wehrlein. Dalam bermain dan belajarnya di Manor, ia memiliki misi “mulia” untuk Mercedes, yaitu mendukung kemenangan Mercedes.
Dengan melihat latar belakang dan peranan Wehrlein di Mercedes, tentu ia tidak akan memasang target besar dengan Manor. Tidak mungkin Wehrlein “berani” memasang target juara, meskipun sebenarnya ia mampu. Ia tidak akan berani “melangkahi” kakak seperguruannya, Hamilton dan Rosberg. Ia justru harus mendukung Hamilton dan Rosberg agar jalannya “mulus” sehingga Mereka bisa naik podium juara. Seperti yang telah terjadi pada seri pembuka di Australia kemarin, mereka berhasil naik podium juara.
Pascal Wehrlein Pengaman Barisan Belakang
Sebenarnya, dalam sesi latihan atau kualifikasi penentuan pole position, bisa saja Wehrlein mencatatkan waktu tercepat dan memulai balapan di barisan depan. Bersanding dengan pebalap senior lain di barisan depan. Apalagi, mobil F1 dan mesin Mercedes bukan hal yang baru bagi Wehrlein.
Tetapi sepertinya itu tidak akan ia lakukan karena dapat mengganggu pergerakan seniornya, Hamilton dan Rosberg. Paling banter ia akan mencari posisi di bagian tengah ke arah belakang. Tujuannya adalah mengamankan barisan belakang agar tidak ada “kejutan” yang diberikan pebalap dari arah belakang, yang dapat menggangu Hamilton dan Rosberg di barisan depan.
Rio Dikhawatirkan Memberi Kejutan
Mungkin pembaca masih ingat dengan kejutan yang diberikan oleh Rio Haryanto saat di GP3 2010? Pada GP3 2010 seri Istanbul Turki, Rio tidak diperhitungkan. Namanya yang belum populer kala itu membuat panitia berpikiran bahwa Rio tidak mungkin juara di Turki sehingga panitia tidak menyiapkan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan bendera Merah Putih. Ketika Rio memberi kejutan dengan meraih juara 1, panitia pun kebingungan karena Mereka tidak menyiapkan bendera Merah Putih. Akhirnya, panitia menggunakan bendera Polandia Putih Merah, yang dibalik, sebagai pengganti untuk bendera Indonesia, Merah Putih.
Kejadian “meremehkan” tidak hanya dialami Rio di Turki, tetapi juga di Inggris. Pada GP3 di Inggris, Rio berhasil naik podium di race pertama. Lagi, panitia tidak percaya dengan kemenangan Rio. Mereka menganggap Rio dan timnya melakukan kecurangan. Akhirnya, panitia memutuskan untuk memeriksa mobil Rio dengan membongkar habis-habisan. Namun, panitia tidak menemukan bukti kecurangan. Celakanya, acara bongkar-bongkar mobil tersebut justru membuat mobil Rio rusak. Rio pun tak dapat melanjutkan balapan untuk race kedua. Rio dirugikan.
Setelah naik kelas ke GP2 2015, Rio pun masih mendapat diskriminasi dan tuduhan yang merugikan. Pada GP2 di Sochi Rusia 2015, Rio berhasil menduduki juara 1 sebelum sinyal Safety Car menyala. Namun, panitia menganggap Rio curang, Rio dianggap menyalip setelah adanya sinyal safety car sehingga kemenangan Rio itu dianggap tidak sah dan Rio diturunkan menjadi juara 2.
Rio telah memberikan kejutan dari berbagai kejuaraan balap yang ia lakukan. Kejutan yang benar-benar tidak diduga kalangan balap internasional. Pun dengan Formula 1 kali ini, Rio dikhawatirkan memberi kejutan yang dapat mengganggu posisi para tim dan pebalap senior. Formula1 bukan sekedar olahraga dan teknologi otomotif. Di Formula1 ada "bisnis" besar, yang harus dilindungi. Oleh sebab itu, pihak yang berkepentingan, akan melindungi bisnis besar itu, dari kejutan-kejutan yang tidak diinginkan. Termasuk kemungkinan kejutan yang akan diberikan Rio. Sehingga, berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk “menjegal” Rio, dapat saja dilakukan oleh berbagai pihak yang memiliki akses dan kepentingan.
Kini, Rio telah menjajaki kasta tertinggi balap mobil, Formula1. Dengan bekal pengalaman dan skill membalap, diharapkan Rio dapat memberi kejutan di Formula1. Kejutan yang sangat diharapkan, setidaknya oleh masyarakat Indonesia. Kejutan yang "ditakuti" oleh tim kompetitor. Tapi, kejutan itu akan menjadi "pungguk merindukan bulan" jika tidak didukung oleh tim yang solid dan mobil yang prima.
Semoga permasalahan yang dialami MRT05 nomer 88 segera "terungkap" dan terpecahkan agar Rio bisa menberi Kejutan. Semoga.