Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Titip Pesan untuk Rio Haryanto

20 Februari 2016   10:56 Diperbarui: 20 Februari 2016   14:51 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tahu bahwa biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti Formula1 disetiap serinya, sangatlah besar. Untuk membangun sebuah mobil standar Formula1 saja dibutuhkan dana tak kurang dari 6 Juta poundsterling (sekitar Rp 125M). Dengan biaya tertinggi digunakan untuk membangun mesin, kemudian Chassis, Transmisi, body (sayap) dan perlengkapan lainnya. Ada biaya lain yang juga tidak sedikit, yang digunakan operasional (akomodasi dan transportasi) di setiap seri.

Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari berbagai sumber, jumlah berat seluruh peralatan yang harus dibawa setiap tim F1 untuk satu kali balapan mencapai 28 ton. Terdiri atas spareparts, tools, peralatan pit-stop termasuk chassis cadangan. Belum lagi perhitungan biaya untuk bahan bakar dan kebutuhan ban yang tidak sedikit. Jadi, “wajar” jika kau –sebagai Pay Driver- harus menyiapkan ratusan miliar rupiah agar dapat mengikuti ajang balap paling top ini.

Sebagai gambaran (meskipun jauh dibandingkan dengan Formula1), untuk mengikuti ISGCC di Korea Selatan dan SFJ di Jepang tahun lalu, total dana yang dihabiskan lebih dari Rp 2 miliar (untuk aspek teknik dan non teknik). Dana tersebut diperoleh dari universitas dan puluhan sponsor. Sama sepertimu Rio, para mahasiswa berusaha keras mencari bantuan dana, keluar masuk perusahaan, mulai dari perusahaan mikro hingga perusahaan skala internasional. Untuk ajang kompetisi otomotif skala kecil saja menghabiskan dana Rp 2 M lebih, apalagi untuk Formula1. Dana itu termasuk rendah karena mobil yang mereka gunakan untuk kompetisi benar-benar buatan sendiri. Mereka membangun mobil dari nol. Sehingga, pembiayaan untuk aspek teknik dapat ditekan. Bagi kami, itu bukan dana yang sedikit. Uang, waktu dan tenaga yang difokuskan untuk ISGCC di Korea Selatan dan SFJ di Jepang, bukan sekedar untuk branding universitas di dalam dan luar negeri. Tetapi ini lebih pada upaya pengembangan teknologi otomotif khususnya di Indonesia dan memotivasi untuk perkembangan-perkembangan teknologi lain.

Sehingga, dengan perolehan sponsor dan kesempatan mengikuti Formula1, saya berharap kau dapat menjadi “mediator” adopsi teknologi, khsususnya otomotif. Meskipun kami tahu, kau telah memiliki banyak pengetahuan teknologi otomotif di GP2, tetapi F1 menggunakan teknologi yang lebih canggih. Saya berharap, kau bukan hanya mengasah keterampilan membalap, tetapi juga mempelajari bagaimana teknologi yang ditanamkan di Formula1. Agar nantinya, pengetahuan tersebut dapat “ditransfer” ke Indonesia dan memotivasi perkembangan teknologi otomotif di Indonesia. 

Arti Lain dari 15 Juta Uero

Rio, banyak yang bisa dilakukan dengan uang 15 juta Uero atau lebih dari Rp 222 M, selain untuk balapan di F1. Salah satunya dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang sangat vital dan dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, yaitu pendidikan. Sebagai orang yang bekerja di bidang pendidikan, sempat terbesit di pikiran, bahwa banyak yang bisa dilakukan dengan uang Rp 222 M itu untuk menguatkan dan mengembangkan pendidikan di Indonesia (di luar dana yang memang dialokasikan khusus untuk pendidikan). Uang tersebut dapat dimanfaatkan untuk membangun sekolah atau melengkapi fasilitas sekolah, khususnya di daerah terpencil yang selama ini jarang disentuh pemerintah pusat. Saya yakin, kau tentu pernah mendengar berita mengenai kondisi sekolah di daerah terpencil.

Memiliki pengalaman monitoring kondisi sekolah di berbagai daerah, khususnya daerah di luar Jawa, membuat saya berkhayal “Uang Rp 222M itu bisa digunakan untuk melengkapi sarana dan prasarana pendidikan di daerah terpencil.” Katakanlah untuk menambah sarana dan prasarana di sekolah daerah terpencil membutuhkan biaya Rp 2 M. Maka 111 sekolah, terselamatkan. Dan puluhan, bahkan ratusan ribu siswa mampu menikmati pendidikan yang layak. Sehingga, upaya pemerataan kualitas pendidikan di berbagai daerah dapat terwujud. Tapi, kau tak perlu memikirkan itu, Rio. Fokuslah membalap dan meraih gelar juara. 

[caption caption="Potret Pendidikan di salah satu sekolah di Papua (sumber: http://news.metrotvnews.com/)"]

[/caption]Atau begini Rio: sebagian uangnya digunakan juga untuk menambah honor/tunjangan guru yang mengabdi di daerah terpencil. Seperti yang juga banyak diberitakan media, kehidupan ekonomi guru yang mengabdi di daerah terpencil, sangatlah memprihatinkan. Rio, mereka mendapat gaji yang sangat kecil, dengan biaya hidup yang tinggi. Jika setiap guru yang mengabdi di daerah terpencil mendapat tambahan honor Rp 1 juta/bulan, maka ribuan guru untuk beberapa tahun ke depan, mendapat kehidupan yang lebih layak. Saya yakin mereka pantas mendapatkan itu. Tapi -sekali lagi-, kau tak perlu memikirkan itu, Rio. Fokuslah membalap dan meraih gelar juara. Biarlah pemerintah yang memikirkan dan merealisasikannya.

Maksud saya menceritakan ironisnya pendidikan di tempat kita, agar kau benar-benar bisa memanfaatkan kesempatan berharga yang langka dan tidak murah ini. Sedikit saya ceritakan: ketika dulu mendapat beasiswa S2 dari pemerintah, saya berusaha untuk belajar sebaik-baiknya, mencari ilmu sebanyak mungkin, melakukan penelitian yang bermanfaat untuk masyarakat dan lulus secepatnya. Jika tidak, saya akan sama dengan koruptor yang menzalimi rakyat, memakan uang rakyat. Karena dana beasiswa dari pemerintah asalnya dari rakyat. Alhamdulillah, saya berhasil mencapai target dan sekarang mengabdi di dunia pendidikan. Jadi Rio, jangan menzalimi sponsor yang telah mendukungmu.

Rio, Selamat Berjuang!

Rio, kau adalah orang Indonesia pertama yang berhasil masuk Formula1. Kau memiliki potensi yang luar biasa dan masih sangat bisa dikembangkan. Jangan mengecewakan sponsor dan rakyat Indonesia yang telah mendukungmu, yang turut bangga atas raihanmu ke F1. Raihlah podium tertinggi, kibarkan Merah Putih dan Kumandangkan Indonesia Raya!

Salam Indonesia Jaya... Salam Otomotif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun