Mohon tunggu...
Yosep Dian Sulistyo
Yosep Dian Sulistyo Mohon Tunggu... -

Mau berusaha pasti bisa.. maka selalu berfikirlah I can do this!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan yang Merdeka

28 Desember 2016   11:44 Diperbarui: 28 Desember 2016   12:09 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain, saat ini kesejahteraan guru jauh sangat meningkat dari era-era sebelumnya. Mereka yang telah bertitel S.Pd, Gr. dan bersertifikasi dianggap sebagai guru professional dan berhak mendapatkan tunjangan profesi. Sementara itu, guru honorer hingga saat ini masih saja dianaktirikan dengan penghasilan Rp.400-600 ribu bahkan masih ada yang hanya digaji dengan Rp 300 ribu per bulan. Ketimpangan standarisasi tersebut menjadi masalah tersendiri ketika kualitas kinerja guru tidak berbanding lurus dengan apa yang mereka hasilkan di lapangan.

Lebih sering ditemukan kasus dimana kualitas kinerja guru justru menurun setelah menerima tunjangan profesi. Di sisi lain, sistem evaluasi dan kredit yang diberikan oleh pemerintah dalam rangka memberikan tunjangan profesi masih bisa dipolitisasi oleh beberapa oknum yang bermain di sebuah lembaga tertentu. Sudah selayaknya, sistem pendidikan kita direformasi dengan mengutamakan objektifitas yang membangun suasana dan iklim pendidikan yang lebih maju. 

Oleh sebab itu, penting memperhatikan pertama, adannya good driveryang menahkodai pendidikan kita secara luwes dan ajeg. Kedua,guru merupakan motor utama dalam pendidikan oleh karenanya sistem rekrutmen di tingkat perguruan tinggi perlu mempertimbangkan ‘aspek-aspek khusus’ selain juga aspek kognitif. Ribuan sarjana pendidikan yang lahir dari Perguruan Tinggi belum mampu menjawab tantangan yang ada. Ketiga,perlu kesinambungan antara pusat dan daerah dalam menata pendidikan agar lebih terpola dengan baik. Keempat,lembaga pendidikan harus berjalan independen tanpa adanya konsolidasi dan pengaruh politik daerah maupun pusat. Kelima,intensifikasi relasi dalam trilogi pendidikan akan memberikan dampak positif dalam pembangunan pendidikan secara umum.

Pendidikan sudah selayaknya tidak dipolitisasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.  Sudah sepantasnya seluruh elemen yang bekerja di dunia pendidikan bahu-membahu mewujudkan pendidikan yang utuh bagi anak bangsa. Semboyan Ki Hadjar Dewantara ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. ("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan") sudah selayaknya dijadikan pedoman yang ajeg dalam dunia pendidikan kita.

Dedikasi dan totalitas guru dalam mencerdaskan anak bangsa menjadi ukiran sejarah yang tidak akan lepas dari ingatan setiap anak bangsa. Salam pendidikan.

Yosep Dian Sulistyo, S.Pd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun