Pengalaman baru bagi saya, hari ini saya mengikuti live siaran Facebook proses pemakaman guru saya DR Firdausi Bin Razali langsung dari Australia.
Beliau salah seorang diantara cendikiawan Malaysia yang pernah membuat program membantu anak yatim Tsunami tahun 2004 yang meluluh lantakkan bumi NAD dan lebih 200 orang meninggal dunia.
Sekitar tahun 2006 beliau datang bersama rombongan dari Malaysia membawakan komputer, makanan dan uang untuk anak-anak yatim di Aceh.
Saya tentu sangat terharu dengan kiprahnya di Aceh saat itu. Juga saya di tugaskan sebagai tutor anak yatim dan menemani mereka saat berkunjung ke situs bersejarah di Banda Aceh.
Bahkan yang lebih membanggakan saya masuk di TV3 Malaysia dalam siaran langsung program pengobatan gratis untuk masyarakat Aceh di Mata Ie Banda Aceh. Tentu menjadi pengalaman yang langka.
Hari ini DR Firdaus telah pergi menghadap sang pencipta. Telah habis tugasnya di atas dunia dengan berbagai cabaran, tantangan dan harapan.
Kini pondok yatim yang pernah di bantu oleh beliau dan rombongan sudah berkembang pesat dan bahkan mulai dari usia PAUD sampai dengan usia SMA. Bahkan siswa datang dari luar daerah juga.
Buah tangan beliau bersama rombongan telah berkembang dengan leluasa. Tentu fahalanya akan terus mengalir kepada beliau sepanjang masa. Kita sebagai penerus harus saling bahu membahu dalam kebajikan, berbuat baik antar sesama.
Selamat jalan pak doktor ! Semoga engkau dimasukkan ke dalam surga Nya bersama orang-orang shaleh lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H