ramadhan pergi, tidak selamanya harus begitu. Kita harus tegar dan kuat menerima kenyataan itu.Â
Bersedih ketikaJadikan yang di tinggalkan ramadhan sebagai bekal kebaikan di bulan yang lainnya. Seperti misalnya jikalau ramadhan kita selalu shalat berjamaah di masjid tak pernah libur, khatam al quran bahkan beberapa kali dalam sebulan, bersedekah kepada anak yatim dan fakir ada peningkatan selama ramadhan.
Semua peningkatan kebaikan tersebut selama ramadhan maka juga kita akan terapkan setelah ramadhan pergi, ketika bukan lain telah datang. Maka kebaikan kita tak akan pernah pergi, kebaikan yang yang telah didik oleh ramadhan terus saja di implementasikan.
"Ibaratnya kita terus merindukan ramadhan sebagai bulan pengingat, terus berupaya melakukan  peningkatan amal kebaikan yang dilakukan oleh hamba yang Shaleh".Â
Jangan sesekali ketika ramadhan pergi lalu terjerumus kembali kepada keburukan, sehingga apa yang telah didapatkan tak pernah berguna lagi seperti yang telah di harapkan semula. Ramadhan adalah bulan pengingat bagi hamba yang rindu dengan tuhannya.
Apa guna, ramadhan sudah akan sebulan penuh bersama kita dalam suka dan duka. Terus dekat dengan sang pencipta. Beribadah kepada tuhan dalam bentuk doa dan sosial sesama.Â
Lalu setelah ramadhan pergi, berlanjut lagi dengan kebiasaan yang lama. Toh, jangan seperti itu.Â
Semoga kita akan terus dalam kebaikan-kebaikan walaupun ramadhan akan beranjak pamit dari hadapan kita. Doakan jikalau ramadhan pergi ada kesempatan lagi nantinya untuk menyapa ramadhan di tahun berikutnya. (*)Â
(Yusuf)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H