Mohon tunggu...
M Yusuf Is
M Yusuf Is Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sosialisator Penggerak Literasi Nasional 2022

Menulis itu ibarat makanan yang terserap dalam tubuh dan menjadi energi yang dahsyat dalam bertindak, Jangan ragu-ragu untuk memberikan yang terbaik. __Tulisan mempunyai hak cipta__ Contact : 085362197826 FB : Muhammad Yusuf Ismail Ar-Rasyidi Tweeter : @ismayusuf Email : Ismailyusuf8@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

22 Mei 2019, Milik Siapa?

16 Mei 2019   21:21 Diperbarui: 17 Mei 2019   13:13 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hiruk-pikuk belum terasa berhenti terasa semakin ramai saja, kontestasi lain dari pada yang lain, jauh berbeda dengan sebelumnya. Kemanakah bermuara? Yah tunggu saja! Tapi hati terdesak dengan rasa galau, tetap bertanya siapakah dia?

Semuanya berubah, tak karuan saat mendengar argumen lulusan ITB yang ahli robot itu. Apalagi setelah mendengar argumennya :

"Bahwa Robot Tak Ikhlas Itu Di Simpan Di Planet Mars, Yang Tak Akan Di Temukan Oleh Para Hatersnya". 

Saya yakin Planet Mars hanya kiasan saja, mana mungkin di simpan disana. Akan tetapi faktor lain yang membuat gundah adalah terkait dengan C1 forensik dan slide pemaparannya. 

Jika semua data yang di paparkan anak muda Pemekasan itu valid, maka sulit kita bayangkan bagaimana proses rekonsiliasi itu terwujud. Bertambah-tambah daya cambuk cemeti yang di ayunkan oleh sekelompok orang terhadap anak negeri ini. 

"Demokrasi Sedang Diperkosa"

Kata tersebut terus berulang ulang keluar dari Paslon Nomor urut 02, benarkah itu? Sedih memang, dan sungguh sangat menyedihkan.

Padahal saya masih sangat mencintai negeriku ini, masih ingin mendengar cerita seperti saat sekolah dasar dulu, bahwa negeri ini kaya, negeri ini terkenal dengan kekayaan adat budayanya dan masyarakat termasyur ramah yang mendiaminya.

Iya, saya masih khawatir! Tentang ini dan itu tentang tentang berita yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Sebagai rakyat jelata, apa yang harus saya perbuat untuk mendamaikan dan menentramkan setiap hati yang gelisah cemas!

(Ysf).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun