Hiruk-pikuk belum terasa berhenti terasa semakin ramai saja, kontestasi lain dari pada yang lain, jauh berbeda dengan sebelumnya. Kemanakah bermuara? Yah tunggu saja! Tapi hati terdesak dengan rasa galau, tetap bertanya siapakah dia?
Semuanya berubah, tak karuan saat mendengar argumen lulusan ITB yang ahli robot itu. Apalagi setelah mendengar argumennya :
"Bahwa Robot Tak Ikhlas Itu Di Simpan Di Planet Mars, Yang Tak Akan Di Temukan Oleh Para Hatersnya".Â
Saya yakin Planet Mars hanya kiasan saja, mana mungkin di simpan disana. Akan tetapi faktor lain yang membuat gundah adalah terkait dengan C1 forensik dan slide pemaparannya.Â
Jika semua data yang di paparkan anak muda Pemekasan itu valid, maka sulit kita bayangkan bagaimana proses rekonsiliasi itu terwujud. Bertambah-tambah daya cambuk cemeti yang di ayunkan oleh sekelompok orang terhadap anak negeri ini.Â
"Demokrasi Sedang Diperkosa"
Kata tersebut terus berulang ulang keluar dari Paslon Nomor urut 02, benarkah itu? Sedih memang, dan sungguh sangat menyedihkan.
Padahal saya masih sangat mencintai negeriku ini, masih ingin mendengar cerita seperti saat sekolah dasar dulu, bahwa negeri ini kaya, negeri ini terkenal dengan kekayaan adat budayanya dan masyarakat termasyur ramah yang mendiaminya.
Iya, saya masih khawatir! Tentang ini dan itu tentang tentang berita yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Sebagai rakyat jelata, apa yang harus saya perbuat untuk mendamaikan dan menentramkan setiap hati yang gelisah cemas!
(Ysf).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H