Tidak sedikit sejarah masa lalu kerajaan hancur karena ambisi semu penguasa, para Patih/elit berfoya-foya, sedang rakyat menderita lalu kerajaan diserang dari luar secara tiba-tiba.
Sering sekali manusia hanyut melalui kekayaan yang melimpah ruah, hingga berjalan tersesat tanpa arah.
Padahal hakikatnya hidup dalam berbagai agama yang diajarkan untuk saling berbagi, membantu, mengulurkan tangan untuk orang-orang yang membutuhkan. Dengan cara itu maka goresan kebaikan akan kekal sampai kapanpun tiada seorang manusia bisa menghapusnya.
Beberapa penyakit yang di idap oleh manusia sehingga jiwa individualisme tinggi di dalam jiwanya :
- Congkak, yaitu sifat berlebihan yang di munculkan oleh manusia, menganggap di sekitarnya adalah nonsense, sedangkan dirinya yang paling sempurna.
- Dengki, yaitu sifat seseorang tidak ingin melihat orang lain lebih baik darinya baik dalam bidang kekayaan, prestasi maupun yang bersifat estetika.
- Riya, yaitu berlebihan dalam bersikap seakan akan semua mampu di beli tak akan ada yang bisa menyaingi dan mengalahkannya.
- Takabur, yaitu sifat dirinya merasa wahhh karena seolah-olah apa yang diinginkannya terpenuhi. Padahal sebagai umat beragama harus meyakini bahwasanya semua apapun yang di kuasai saat ini hanya titipan Tuhan perlu untuk dijaga.
Beberapa poin diatas sangat perlu di jaga agar tak salah langkah dalam bersikap sehingga membinasakan jiwa dan lingkungan sekitarnya.
Jikalau sudah terlalu jauh masuk maka di khawatirkan sulit untuk kembali kejalan yang sebenarnya.
Mari berbenah diri, bahwa meninggal yang terbaik itu suatu yang membekas selamanya.
Pernah Prof. Dr. Buya Hamka mengatakan dalam penggalan pidatonya :
"Tinggalan Yang Baik Akan Dikenang Selamanya, Sama Juga Seperti Rasullullah Muhammad Bilapun Beliau Telah Lebih 14 Abad Yang Lalu Tapi Hingga Sekarang Umat Manusia Masih Mengenangnya".
Setidaknya itu menjadi pegangan bahwa perbuatan baik itu akan kekal menjadi sebuah mutiara yang cemerlang sampai kapanpun juga.
(Ysf).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H