Akhir-akhir ini banyak penipuan beragam di media digital, kejahatan tersebut mengarah kepada nasabah-nasabah bank maupun melalui SMS di hand phone mengatasnamakan perusahaan ternama tertentu, atau bank pemerintah maupun swasta.
Banyak yang menjadi korban dari operandi kelompok kejahatan tersebut walaupun pemerintah bekerjasama dengan OJK dalam memberantasnya.
Kebiasaannya yang menjadi korban penipuan tersebut adalah orang kaum perempuan dipelosok-pelosok, mungkin saja di sebabkan kurang sampai sosialisasi yang di keluarkan pemerintah, bank dan perusahaan yang sering di atas namakan oleh kelompok penjahat tersebut.
Dalam dua Minggu ini, di handphone penulis saja ada beberapa pesan singkat masuk dari penipu, salah satu bunyi pesannya:
Dari +62853485194**[07.05.2019] 09:46:56 am.
"Slmt Kepada bpk/Ibu, Anda terpilih dapat CEK 125jt. Dr Undian SHOP** dengan Kode Pin Anda ( AAQ2099)tiny.cc/shop**-indonesia"
Contoh diatas salah satunya bunyi pesan dan masih banyak lagi pesan ke penulis, beragam operandi lain yang dilakukan para penjahat cyber, seakan akan tidak ada kata berakhir.
Bila merunut ke bunyi pesan diatas bila di baca oleh orang-orang belum membaca sosialisasi dari pemerintah maka sangat riskan ditipu oleh penjahat, seolah-olah benar datang dari perusahaan tertentu padahal bukan, mana mungkin sekelas Shoope pesan berhadiah menggunakan kartu Telkomsel atau sejenisnya, pasti menggunakan website yang lebih mahal servernya.
Yang lebih mencengangkan lagi padahal pemerintah sudah membatasi penggunaan kartu perdana handphone hanya 2 simcard dan harus di daftar pakai kartu keluarga, jadi bagaimana cara mereka tetap bisa menipu ? Apa kartu perdana mereka para penjahat tidak terdaftar di kemominfo ?
Oleh karena itu, penulis sangat berharap melalui tulisan ini, agar pemerintah terus mensosialisasikan penanggulangan kejahatan itu sampai ke pelosok-pelosok agar semua lapisan masyarakat tahu baik di kota maupun di desa-desa yang jauh dari beredarnya surat kabar.
Harapannya ketika sosialisasi tersebut sampai disana, maka akan mengurangi jumlah angka korban masyarakat kecil yang berjatuhan.
Korban-korban tersebut kebanyakan diketahui setelah mentransfer uang muka, untuk mengambil hadiah tertentu ke rekening tertentu pula.
Jadi apa dayanya "Nasi telah menjadi bubur''Â uang sudah di transfer dalam jumlah besar. Para perampok sudah berpesta pora dengan membodohi masyarakat kecil yang polos.
Apalagi dalam bulan Ramadhan ini, uang banyak berputar di masyarakat dalam membeli kebutuhan sehari-hari dan bayangkan bila masyarakat perlu uang dan di imingi-imingi hadiah dengan jumlah fantastis.samberthr
"Semoga pihak yang berwajib dan masyarakat bahu membahu dalam menyelesaikan masalah ini"
(Ysf)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H