Mohon tunggu...
YOSEO
YOSEO Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Konten

Yoseo adalah seorang yang manyukai dunia petualangan, mulai dari mendaki gunung, memancing, dan traveling.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sejarah Kota Al Balad Jedaah: Warisan Budaya Arab Saudi yang Hidup

1 Juni 2024   10:11 Diperbarui: 1 Juni 2024   10:11 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Al Balad, kawasan bersejarah yang terletak di jantung kota Jeddah, Arab Saudi, merupakan simbol penting arsitektur tradisional dan warisan sejarah.

Dengan sejarah yang kaya, Al Balad telah menjadi saksi perkembangan budaya dan ekonomi kota Jeddah, berfungsi sebagai pusat perdagangan dan budaya yang signifikan di wilayah Laut Merah selama berabad-abad.

Sejarah Kota Tua Al Balad di Jeddah

Asal Usul dan Pendirian

Lebih dari 2.500 tahun yang lalu, Jeddah didirikan sebagai desa nelayan. Pada abad ke-7, Khalifah Utsman bin Affan menjadikan Jeddah sebagai pelabuhan utama bagi para peziarah yang menuju Makkah.

Al Balad, yang berarti "kota lama" dalam bahasa Arab, kemudian berkembang menjadi pusat kota Jeddah, menjadi hub perdagangan penting bagi pedagang dari berbagai belahan dunia.

Masa Kejayaan

Pada abad ke-16, Jeddah berada di bawah kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah. Selama periode ini, Al Balad berkembang pesat sebagai pusat perdagangan maritim.

Pedagang dari India, Afrika, dan Timur Tengah singgah di Al Balad, membawa barang-barang seperti rempah-rempah, tekstil, dan barang mewah.

Arsitektur khas Al Balad dengan rumah-rumah koral dan kayu menunjukkan pengaruh budaya dari berbagai negara yang pernah berdagang di sini.

Arsitektur dan Budaya

Al Balad terkenal dengan rumah-rumah tua yang dikenal sebagai "Rawashin" atau "Roshan".

Rumah-rumah ini dibangun menggunakan batu karang dari Laut Merah dan dihiasi dengan jendela-jendela kayu yang rumit, yang berfungsi sebagai ventilasi sekaligus menjaga privasi penghuni.

Beberapa bangunan terkenal di Al Balad antara lain Rumah Naseef dan Rumah Sharbatly, yang kini telah menjadi museum dan pusat budaya.

Dekade Modern dan Upaya Pelestarian

Dengan berkembangnya modernisasi di Jeddah, Al Balad mengalami periode penurunan di mana banyak bangunan tua dibiarkan terbengkalai.

Namun, pada tahun 1990-an, upaya pelestarian mulai digalakkan untuk melindungi warisan budaya ini.

Pada tahun 2014, UNESCO menetapkan Al Balad sebagai Situs Warisan Dunia, menandakan pentingnya kawasan ini dalam sejarah dan budaya global.

Al Balad Saat Ini

Saat ini, Al Balad menjadi destinasi wisata yang populer, menawarkan wisatawan kesempatan untuk mengeksplorasi sejarah dan budaya Jeddah.

Kawasan ini hidup dengan pasar tradisional atau "souq", di mana berbagai barang mulai dari rempah-rempah, pakaian, hingga kerajinan tangan dijual.

Festival tahunan, seperti Jeddah Historical Festival, juga diadakan di sini, menampilkan seni, makanan, dan tradisi lokal.

Kesimpulan

Al Balad adalah simbol warisan budaya dan sejarah yang kaya dari Jeddah.

Kawasan ini tidak hanya mencerminkan kejayaan masa lalu Jeddah sebagai pusat perdagangan maritim, tetapi juga menjadi contoh keberhasilan upaya pelestarian warisan budaya di tengah modernisasi.

Dengan pengakuan dari UNESCO dan dukungan dari pemerintah serta masyarakat, Al Balad terus berkembang sebagai pusat budaya yang memikat bagi generasi sekarang dan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun